PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Setelah sukses melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun Pertama (2020) dan pada tahun kedua (2021), LPPM Universitas Riau melanjutkan kegiatan pada tahun ketiga (2022).
Secara umum tujuan akhir dari kegiatan pengabdian ini adalah membantu Desa Koto Simandolak menjadi desa dengan status mandiri. Secara rinci tujuan kegiatan pengabdian pada tahun ketiga (2022) adalah melakukan evaluasi dan pendampingan pengembangan rumput hijauan pakan ternak dan melakukan evaluasi dan pendampingan pengembangan digester/instalasi biogas yang sudah dibangun.
Selain itu memperkenalkan, mengaplikasikan, dan pendampingan teknik pembuatan pakan ternak jerami amoniasi dan fermentasi, dan mineral block. Pelaksana kegiatan pengabdian adalah Dr Djaimi Bakce SP MSi sebagai Ketua dengan Anggota Prof. Dr Ir Aras Mulyadi, DEA, Prof Dr Almasdi Syahza SE MP, Dr Ir Adiwirman MS, dan Dr Ir Evy Rossi MSc.
Dalam pelaksanaan kegiatan juga melibatkan 10 orang mahasiswa Kuliah Kerja Nyaata (Kukerta). Serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim Pengabdian, meliputi sosialisasi kegiatan, evaluasi dan monitoring kegiatan sebelumnya, pelatihan pembuatan pakan ternak jerami amoniasi dan fermentasi, dan pelatihan pembuatan mineral block. Djaimi Bakce menyatakan, keberlanjutan dari pengembagan ternak terintegrasi ini sangat tergantung pada anggota Kelompok Ternak sendiri.
“Ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diajarkan akan memberikan manfaat secara berkesinambungan jika para peternak menerapkannya dengan baik dan terus berinovasi,” tuturnya.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Kuantan Singingi T Andri Yama Putra, SP MSi yang hadir dalam pelatihan tersebut, mengapresiasi kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh LPPM Universitas Riau.
Andri berpesan agar masyarakat memanfaat dengan baik ilmu pengetahuan dan keterampilan serta intlasi biogas yang telah dibangun. Ia juga menyatakan akan memberikan bantuan pengembangan peternakan apabila para peternak konsisten mengembangkan peternakan di daerah ini.
Pada kesempatan tersebut, Prof Almasdi Syahza, Ketua LPPM Universitas Riau, menyatakan bahwa bahwa kami hanya menunjukkan jalan ke syurga tapi kami tak menjamin bapak/ibu masuk surga. “Apabila masyarakat, dalam hal ini seluruh anggota kelompok ternak Simandolak Makmur, sudah sepenuhnya menerapkan berbagai kegiatan pendampingan dan pelatihan yang dilakukan, maka akan menjadi income generating bagi masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pengurangan beban biaya konsumsi,” ulasnya.
Selain itu dapat menciptakan lingkungan desa yang lebih kondusif, yakni lebih higienis dan mampu mencegah resiko kecelakaan lalu lintas akibat dari ternak tidak lagi berkeliaran di jalan-jalan.
Disamping itu, pengelolaan ternak ruminansia dengan sistem kandang juga akan mendukung Program Pemerintah Desa untuk mengembangkan Indeks Pertanaman (IP) Padi Sawah 200 (2 kali setahun).(ifr)