SEMINAR GURU BIMBINGAN KONSELING SMA

Periode Remaja Masa Penuh Topan dan Badai

Pendidikan | Selasa, 01 Desember 2015 - 09:37 WIB

Periode Remaja Masa Penuh Topan dan Badai
IKUTI SEMINAR: Ketua Dewan Pembina Komnas Anak Seto Mulyadi dan Kepala Perwakilan BKKBN Riau Indrawarman mengikuti Seminar Guru Bimbingan Konseling SMA di Gedung Politeknik Caltex Riau, Senin (30/11/2015).

RIAUPOS.CO - Periode usia remaja sering dianggap sebagai masa storm and stress, yaitu masa yang penuh topan dan badai. Anak sering merasa frustasi, konflik, sulit menyesuaikan diri, perasaan jatuh cinta, keinginan menentang dan sebagainya. Di sisi lain, masa ini juga merupakan masa pencarian identitas diri, salah satunya ditandai dengan pembentukan gang atau peers group.

"Masa remaja sering dikaitkan dengan masa masalah. Yaitu, masa yang dialami oleh remaja karena munculnya kegelisahan akibat perubahan dan pertumbuhan tubuh serta fungsi hormonal, di samping faktor kebudayaan yang mengakibatkan sikap masyarakat terhadap remaja menjadi sangat ambiguous," kata Ketua Dewan Pembina Komnas Anak Seto Mulyadi saat menjadi narasumber Seminar Guru Bimbingan Konseling SMA di Gedung Politeknik Caltex Riau, Senin (30/11).

Baca Juga :Ratusan PNS Dilantik Jadi Jabatan Fungsional Guru

Ditambahkannya, keadaan demikian, membuat remaja menjadi perasa, egois, sangat kritis dan cenderung melawan. Umumnya perlawanan remaja ini dilakukan dalam hal yang sangat sulit diawasi orangtua, misalnya merokok, memilih teman, penyalahgunaan obat dan pacaran. Di mata remaja, perhatian dalam bentuk negatif, justru akan semakin mengembangkan tingkah laku negatif yang tidak dikehendaki.

Dijelaskannya, menurut UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20/2003, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. ‘’Untuk itu remaja bisa dilibatkan untuk memahami potensi unggul masing-masing, dapat dikembangkan melalui kegiatan pendidikan yang tepat, baik formal, non formal maupun informal,’’ ujarnya.

Sementara itu, Kadis Pendidikan Riau mengatakan, pendidikan dalam pengembangan karakter adalah sebuah proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir (never ending process). Dengan demikian peran pendidikan dipandang sangat strategis dalam membentuk mental anak bangsa, sebagai upaya revolusioer yang merupakan suatu gerakan, spririt dan kinerja dari insan pendidikan. Apalagi hal ini tak terlepas dari peran penting dari guru bimbingan dan konseling.

‘’Pendidikan karakter tidak sekadar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Akan tetapi juga menanamkan kebiasaan tentang hal-hal yang baik. Dengan begitu peserta didik menjadi paham tentang mana yang baik dan buruk, mampu merasakan, nilai yang baik dan perilaku yang baik dan biasa melakukan,’’ katanya.

Ditambahkannya, pendidikan merupakan suatu investasi SDM, sehingga mampu menciptakan iklim yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk turut andil atau berperan serta dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Kemudian pendidikan merupakan sistem rekayasa sosial terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan, mencerdaskan bangsa, serta meningkatkan harkat martabat dalam membangun peradaban yang unggul dan memiliki daya saing.

‘’Dengan perannya yang sangat penting itulah, kita harus membuka akses seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat, mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini sampai dengan perguruan tinggi,’’ ujarnya.(rnl)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook