JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Generasi muda merupakan tonggak estafet pembangunan dalam mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045. Oleh sebab itu, generasi muda wajib menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang berlandaskan ideologi Pancasila serta mampu mengimplementasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Rusprita Putri Utami mengatakan bahwa proses pembangunan masa depan bangsa Indonesia ada di pundak generasi muda. Dalam hal ini, para pelajar yang memiliki pemahaman Profil Pelajar Pancasila.
“Kunci dari pembangunan bangsa ini, bagaimana kita mewujudkan Generasi Indonesia Emas 2045 melalui peran generasi muda. Seperti yang kita ketahui, Mas Menteri Nadiem Makarim membentuk Puspeka untuk bisa membumikan Pancasila kepada generasi muda, khususnya di kalangan pelajar agar nilai-nilai Pancasila tidak hanya dihafalkan, tetapi juga diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya saat kegiatan Bincang Penguatan Karakter Pancasila.
Kegiatan Bincang Penguatan Karakter Pancasila merupakan puncak rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-78 Republik Indonesia yang diselenggarakan di Gedung A Kemendikbudristek, Jakarta. Kegiatan itu menghadirkan sekitar 200 siswa/siswi perwakilan OSIS jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/K). Adapun tayangan kegiatannya dapat dilihat di YouTube Cerdas Berkarakter https://youtu.be/RMaXz3UMQbk pada Kamis (31/8).
“Melalui kegiatan ini kita harapkan bisa menjadi momentum berharga untuk bisa mewujudkan generasi yang memiliki kompetensi Profil Pelajar Pancasila, generasi yang mencintai bangsanya, mencintai sejarah bangsa Indonesia, serta membawa bangsa ini menjadi bangsa yang besar demi terwujudnya Indonesia Emas di tahun 2045,” tutur Rusprita.
Pada kesempatan yang sama, sejarawan Indonesia Asep Kambali, menjelaskan bahwa sejarah Pancasila tidak terlepas dari adanya keinginan untuk merdeka. Pancasila lahir dari pemikiran anak-anak muda usia 16 sampai dengan 23 tahun yang berasal dari berbagai daerah, etnis, dan organisasi.
“Di masa itu, anak muda belasan tahun sudah berpikir mendirikan bangsa yang baru yang mereka impikan yaitu bangsa Indonesia yang merdeka. Generasi muda sekarang harus menyadari bahwa Indonesia maju tidak mungkin lahir kalau kita tidak melakukan apa-apa. Jadi, kita mesti melakukan sesuatu,” ungkap Aktivis Pelestarian Sejarah dan Budaya yang juga Pendiri Komunitas Historia Indonesia.
Asep menambahkan bahwa Pancasila adalah jalan satu-satunya untuk mencapai tujuan bangsa. Di era transformasi digital seperti sekarang, generasi muda selain dituntut memiliki cara pikir yang sesuai dengan perkembangan zaman, juga tetap harus menanamkan nilai-nilai dasar Pancasila.
Senada, Guru Musik dari SMP Al-Azhar Medan yang juga Pencipta Lagu Profil Pelajar Pancasila menyampaikan bahwa sebagai generasi penerus bangsa, maka para pemuda khususnya pelajar harus berpikir untuk dapat berkontribusi memajukan bangsa.
“Bagi generasi yang akan mengisi Indonesia Emas 2045, nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila harus ada di dalam hati dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai guru pun, kita juga harus memberikan teladan dan menjadi contoh bagi anak-anak murid, seperti dalam bermedia sosial kita harus senantiasa memunculkan perkataan dan perbuatan positif,” ucap pria yang akrab disapa Sir Nata.
Sementara itu, siswa kelas XI SMA Negeri 82 Jakarta Wistara Banyu Kayana yang juga hadir dalam kegiatan Bincang Penguatan Karakter Pancasila, mengutarakan bahwa nilai-nilai Pancasila sangat penting. Hal itu, menurutnya, karena Pancasila dibangun atas dasar keberagaman negara Indonesia.
“Selama kita mengingat sejarah dan kita menerapkan nilai-nilai Pancasila, saya sangat yakin sebagai generasi muda, generasi pelajar Pancasila, kita akan mampu membawa bangsa Indonesia menjadi negara yang maju, bahkan menjadi teladan bagi negara-negara lain,” ucapnya.
Perlombaan Kreasi Konten GNRM
Selain menggelar kegiatan Bincang Penguatan Karakter Pancasila, Puspeka juga mengadakan perlombaan kreasi konten Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) meliputi Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri, dan Gerakan Indonesia Bersatu.
Perlombaan itu terbuka untuk siswa seluruh jenjang pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan SD untuk kategori lomba kreasi gambar, dan jenjang SMP, SMA/SMK, perguruan tinggi, serta masyarakat umum untuk kategori video GNRM.
“Alhamdulillah sejak lomba ini diumumkan pada tanggal 19 Juli sampai ditutup pada 17 Agustus lalu, sebanyak 1.046 karya sudah terkumpul, jadi apresiasi untuk kita bersama karena karyanya ini luar biasa sekali. Saya sempat mengintip sedikit hasil video-videonya, hasil kreasi gambar yang sudah dikumpulkan benar-benar menunjukkan semangat untuk terus menggaungkan Gerakan Nasional Revolusi Mental yang menjadi gerakan kita bersama,” imbuh Rusprita.
Lebih detail, hasil kreasi gambar dan video yang diumumkan sebagai pemenang sudah melalui proses kurasi dan penilaian para juri yang berasal dari unsur kementerian yaitu Kemendikbudristek dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), para praktisi dan profesional.
“Sekali lagi saya sangat mengapresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada peserta lomba kreasi GNRM tahun 2023. Selamat kepada para pemenang dan untuk adik-adik yang belum menjadi pemenang pada kesempatan kali ini kami harap tidak berkecil hati karena sebenarnya kesempatan ini menjadi ajang dan juga wadah untuk bisa melatih dan menempa diri agar bisa berkarya lebih baik di masa yang akan datang. Semoga kegiatan ini menjadi awal langkah kita bersama membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, bangsa yang maju,” pungkas Kapuspeka.
Laporan: Henny Elyati
Editor: Edwar Yaman