DAMPAK COVID-19

PSBB Pekanbaru Kembali Diperpanjang

Pelalawan | Kamis, 14 Mei 2020 - 08:31 WIB

PSBB Pekanbaru Kembali Diperpanjang
Firdaus ST MT (Wali Kota Pekanbaru)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT kembali memperpanjang pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk kedua kalinya. Teknis penerapan PSBB tahap ketiga ini akan sama dengan sebelumnya. Yakni tetap memperketat aktivitas warga di malam hari.

PSBB di Pekanbaru pertama sekali diterapkan 17 hingga 30 April. Kemudian disambung dengan penerapan tahap kedua pada 1 hingga 14 Mei. Tahap ketiga direncanakan diterapkan 15 hingga 28 Mei. Perpanjangan PSBB ini disampaikan Firdaus di sela-sela rapat evaluasi PSBB tahap kedua, Rabu (13/5) di lantai 3 Ruang Multimedia Mal Pelayanan Publik (MPP) Pekanbaru Jalan Sudirman.


"Yang akan kami terapkan (PSBB tahap ketiga, red) kurang lebih sama dengan yang sekarang (PSBB tahap kedua, red)," ucapnya.

Pemberlakuan PSBB di Kota Pekanbaru, berbeda dengan DKI Jakarta yang langsung membatasi aktivitas masyarakat 24 jam penuh. Di Pekanbaru, yang diterapkan adalah pembatasan aktivitas malam dari pukul 20.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB. Ini diatur secara ketat terutama bagi yang tidak punya kepentingan di luar. Setelah 14 hari, evaluasi kemudian dilakukan. Jika berjalan baik dan mata rantai penyebaran Covid-19 dan tren penularannya berkurang,  pola yang sama diterapkan 14 hari lagi. Namun, bila belum membuahkan hasil dan terjadi eskalasi terhadap angka penularan dan masyarakat yang terdampak maka pembatasan 24 jam penuh diberlakukan 14 hari berikutnya.

Jika dilihat ke belakang, pada hari pertama PSBB diterapkan, Jumat (17/4) lalu, jumlah warga Pekanbaru yang terkait Covid-19 dirincikan, terdapat 3.704 orang dalam pemantauan (ODP), 127 pasien dalam pengawasan (PDP) dan 13 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara pada hari terakhir, Kamis (30/4) dirincikan terdapat 4.058 ODP, 290 PDP dan 19 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang hanya enam orang dalam 14 hari terakhir membuat pola penerapan PSBB secara umum dalam menekan penyebaran Covid-19 dinilai berhasil.

Sementara itu, hingga hari ke-13 PSBB tahap kedua, ODP tercatat 4.357 orang dengan 247 orang dalam pemantauan dan 4.110 orang selesai pemantauan. Sementara PDP 427 orang. Ini dengan rincian 182 orang masih dirawat, 47 meninggal dan 198 orang sehat. Sedangkan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 meningkat dan berada di angka 38 orang. Yakni, 10 masih dirawat, empat meninggal, dan 24 orang sembuh. Firdaus menjelaskan, pada PSBB tahap pertama ada 183 PDP dan posiitif. Sementara di PSBB tahap kedua, kata dia, penambahan menurun. Yakni 112 PDP dan positif.

"Kemudian ada penambahan dari luar. Orang yang datang dari luar wilayah Riau. Mereka jadi PDP dan positif. Kalau yang di lokal kita lakukan pembinaan agar menyukseskan physical and social distancing berjalan baik. Tapi ada intervensi dari luar membuat PDP dan positif kita, angkanya signifikan totalnya 12 orang," paparnya.

Diungkapkannya, saat ini masih ada pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang belum diketahui sumber penularannya.

"Ada yang positif dari tunawisma, identitasnya tidak ada. Kami menemukannya terkapar di halte. Sampai hari ini (kemarin, red) positif," imbuhnya.

Secara umum, kata dia, tren untuk penyebaran Covid-19 di Pekanbaru  menurun.

"Bilamana tidak ada intervensi, ada 12 positif dari luar kota, kami akan dapat memprediksi pasien terakhir  kemungkinan selesai 18 Juni. Diperkirakan dengan perawatan akhir Juni 99 peren Covid-19 di Pekanbaru akan berakhir. Awal Juli kehidupan normal sudah ada," paparnya.

Dia kemudian juga menyampaikan terima kasih pada Gubernur Riau dan Menteri Kesehatan yang mengabulkan ajuan PSBB se-Riau.

"Ini mempermudah kami mengawal penularan, dan memutus mata rantai penularan Covid-19  ini. Dengan  demikian kami dapat memprediksi kapan Covid-19 ini berakhir dan berapa banyak korban yang terpapar," ucapnya.

Dari statistik yang dimiliki Pemko Pekanbaru, pada PDP di PSBB tahap pertama terdapat sembilan persen yang menjadi positif. Sementara di PSBB tahap kedua dari PDP yang menjadi positif hanya 2,1 persen.

"Maka oleh sebab itu angka yang turun harus kita kawal lebih ketat," tuturnya.

Kepada Wako Pekanbaru, Riau Pos kemudian menanyakan bagaimana keselarasan PSBB tahap ketiga di Pekanbaru dengan PSBB di Riau dalam hal langkah yang diterapkan. Karena, pada SK PSBB Riau tidak disebutkan Pekanbaru. Hanya Pelalawan, Kampar, Siak, Dumai dan Bengkalis.

"SK Kota Pekanbaru kan sudah terbit, maka tidak ada lagi SK baru. SK itu kan perintah wajib melaksanakan PSBB. Kita tinggal melaksanakan. Karena itu sudah koordinasi antar kabupaten dan kota, kalau kemarin Pak Gubernur hanya mengawasi dan membim­bing satu wilayah, sekarang jadi enam. Tetap pembinaannya dari provinsi," urainya.

Mengenai penerapan PSBB di Pekanbaru, Firdaus kemudian mengutip arahan Presiden Joko Widodo.

"Arahan Presiden terakhir jelas, laksanakan jangan terlalu ketat, jangan terlalu longgar. Artinya tidak keras dan tidak lemah. Sektor ekonomi mesti dipertimbangan, kami berikan waktu untuk bergerak," imbuhnya.

Di Pekanbaru saat ini, kata Wako,pendistribusian jaminan dan bantuan sosial sudah berjalan.

"Untuk jaminan sosial, ada yang termasuk dalam data terpadu Kemensos, ada jug yang terdampak. Di luar data terpadu itu pemerintah pusat masih menambah, jumlahnya itu 20.444 KK degan bantuan tunai Covid-19 Rp600 ribu per bulan per KK selama tiga bulan," jelasnya.

Pada PSBB tahap ketiga, pihaknya merencanakan kembali memberikan bantuan sosial kepada 45 ribu KK terdampak. Ini adalah warga yang sebelumnya sudah menerima bantuan pada pendistribusian untuk 15.624 KK dan 30 ribu KK.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook