LANGGAM (RIAUPOS.CO) - Intensitas curah hujan yang cukup tinggi mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Pelalawan sejak sepekan terakhir, membuat debit Sungai Mamahan, Desa Pangkalan Gondai, Kecamatan Langgam meluap. Akibatnya, jembatan penghubung Dusun Mamahan Jaya menuju Desa Pangkalan Gondai berbahan material kayu ini, roboh dihantam banjir. Tentunya kondisi tersebut menyebabkan puluhan warga terisolir karena tak bisa melakukan aktivitas.
Tidak hanya itu, jembatan yang menjadi satu-satu akses warga setempat, juga telah menyebabkan aktivitas pendidikan para pelajar terpaksa diliburkan. Demikian disampaikan Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan Rudianto kepada Riau Pos, Selasa (9/2) di ruang kerjanya. Dikatakannya, jembatan tersebut putus setelah diterjang banjir, Ahad (6/2) malam. Alhasil, ada sebanyak 88 Kepala keluarga (KK) yang terisolir dampak dari jembatan putus tersebut.
"Ya, ada sebanyak 88 KK yang menghubungkan warga RW 08 dan RW 11 di Dusun Mamahan Jaya, Pangkalan Gondai, terisolir. Bahkan, Pemerintah desa setempat terpaksa meliburkan aktivitas anak-anak bersekolah sejak Senin hingga Rabu, akibat kejadian tersebut," terangnya.
Diungkapkannya, pasca mendapat laporan dari Kades Pangkalan Gondai, pihaknya melalui tim reaksi cepat (TRC), langsung turun ke lokasi. Dimana BPBD telah menurunkan dua perahu karet untuk membantu evakuasi warga, serta membantu penyeberangan warga untuk melakukan sejumlah aktivitas. "Kamis juga telah mendirikan tenda pengungsian, bagi warga yang memerlukan tempat untuk beristirahat," paparnya.
Disinggung terkait upaya perbaikan jembatan tersebut, Rudianto menjelaskan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Dinas PUPR yang telah berada di lokasi sejak kejadian tersebut. Bahkan, Dinas PUPR juga telah membangun jembatan darurat agar masyarakat dapat melakukan aktivitas dan tidak kembali terisolir.
"Alhamdulillah, Dinas PUPR telah membangun jembatan sementara, sehingga warga tidak lagi terisolir. Bahkan, para pelajar akan kembali bersekolah pada Kamis (10/2). Apalagi kondisi debit air Sungai Mamahan telah mulai berangsur surut. Sehingga aktivitas masyarakat menggunakan kendaraan, khususnya roda dua, telah kembali berjalan dengan normal. Kita berharap curah hujan tidak kembali meninggi, sehingga tidak menyebabkan terjadinya banjir susulan yang dikhawatirkan dapat merendam pemukiman warga setempat," paparnya.
Di tempat terpisah, Kader Pangkalan Gondai Aman L mengatakan, akibat jembatan roboh tersebut, setidaknya ada belasan pelajar tingkat SD maupun SMP di Dusun Mamamahan Jaya yang tidak bisa bersekolah. Pasalnya, jembatan itu menjadi satu-satu akses bagi mereka untuk berangkat ke sekolah sebelum ambruk diterjang banjir. Dan jembatan itu juga digunakan warga setempat untuk mengangkut hasil panen kelapa sawit.
"Jadi, sebelum jembatan kayu yang dibangun secara swadaya itu putus dan ambruk, setidaknya sudah tiga hari warga terisolir. Namun Alhamdulillah, Dinas PUPR Pelalawan telah membangun jembatan darurat, sehingga aktivitas warga telah mulai kembali berangsur dengan normal. Khususnya aktivitas sekolah para pelajar akan dimulai Kamis (10/2) besok setelah diliburkan sejak Senin hingga Rabu ini," ujarnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas PUPR Pelalawan, Awaluddin ST MSi didampingi Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Pelalawan, Malanton Lumbangaol ketika dikorfirmasi mengatakan, pihaknya telah meninjau kondisi terkini jembatan tersebut.
"Ya, untuk penanganan jangka pendek, kami telah membangun jembatan sementara berbahan material kayu. Dan Insya Allah, dalam waktu dekat, kita akan merealisasikan pembangunan jembatan permanen dengan panjang 12 meter yang telah dialokasikan dalam APBD Pelalawan. Kita berharap pembangunan jembatan permanen ini nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat sesuai dengan visi dan misi Program Pelalawan Maju," tutup mantan Sekretaris Dinas Kesehatan Pelalawan ini.(ade)
Laporan Muhammad Amin Amran, Langgam