RUMBAI (RIAUPOS.CO) – Hingga hari keempat, luapan air Sungai Siak belum juga memberikan tanda-tanda akan surut. Malah semakin tinggi. Warga yang terdampak banjir pun semakin bertambah. Bahkan, lalu lintas kendaraan di Jalan Jenderal Sudirman Ujung menuju Jalan Sembilang, Kecamatan Rumbai lumpuh total.
Pantauan Riau pos, Kamis (29/4) genangan air di badan Jalan Jenderal Sudirman ujung semakin tinggi dan meluas. Genangan banjir hampir mencapai 200 meter. Kedalaman genangan mulai dari 10 centimeter hingga 95 centimeter.
Akibatnya, arus lalu lintas kendaraan mengalami kemacetan karena sejumlah pengendara memilih memutar arah kembali ke Jembatan Siak IV.
Warga setempat juga tampak membantu pengendara roda empat yang nekat melintas di jalan tersebut sembari meminta sumbangan kepada pengendara.
Tak hanya itu, warga juga banyak menemukan pelat kendaraan milik pengedara yang nekat melintasi genangan air. Pelat itu copot karena derasnya hantaman air genangan saat kendaraan melintas.
Menurut Rusli, warga Rumbai seberang Jembatan Siak IV Jalan Sudirman Pekanbaru, banyak pengendara baik mobil dan motor yang nekat menerobos genangan di kawasan itu. Akibatnya, pelat nomor polisi kendaraan mereka ada yang sampai copot.
"Bagi pengendara yang copot pelat kendaraannya silakan minta ke warga setempat di lokasi banjir. Hari ini (kemarin, red) saja ada puluhan pelat motor dan mobil yang kami temukan. Kami jejerkan di trotoar jalan bila mana nanti ada pemiliknya yang akan datang mau mengambil,"ujarnya.
Menunggu Bantuan
Sementara itu, Julianto, salah seorang warga mengatakan, air Sungai Siak kembali meluap pada saat Kamis (29/4) subuh ketika sejumlah warga tengah melakukan aktivitas sahur. “Air naik subuh tadi (Kamis, red). Sore kemaren (Rabu, red) juga naik. Tapi biasanya siang sudah mulai surut, “ tuturnya.
Ia mengaku belum ada bantuan untuk membantu masyarakat yang kediamannya masih terendam banjir. Beberapa warga memilih di pinggir Jalan Jenderal Sudirman Ujung agar mendapat perhatian dan mendapatkan bantuan dari pemerintah.
“Kami nggak tahu mau mengungsi ke mana lagi. Jadi menunggu di trotoar ini saja lah. Kalau hujan mungkin kami akan bangun tenda sendiri di badan jalan ini. Karena sampai sekarang belum ada bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru,"ungkapnya.
Warga lainnya, Ali Rahman Saputra mengaku kondisi banjir kali ini adalah yang paling parah selama beberapa tahun terakhir. Biasanya air banjir hanya menggenangi akses jalan pemukiman warga. Namun kini sudah masuk ke dalam rumah warga.
“Warga yang rumahnya panggung masih bertahan di dalam rumah. Tetapi warga yang lainnya terpaksa mencari bantuan kepada keluarga terdekat,"ucapnya.
Kata Ali, sampai saat ini belum ada bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru maupun Pemerintah Provinsi Riau. Padahal lokasi banjir tak jauh dari pusat ibu kota dan kantor Gubernur Riau dan dinas Pemerintah Kota Pekanbaru.
“Bantuan yang diperlukan saat ini sembako dan pakaian anak. Yang penting tenda pengungsian harus secepatnya dibangun karena di mana lagi tempat kami berteduh kalau tak ada keluarga yang bisa membantu,"kata dia lagi.(ayi)