JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pramudya Kusumawardana sudah memutuskan untuk mundur dari pelatnas PBSI. Dia memilih konsentrasi di pendidikan. Lantas, bagaimana nasib sang partner, Yeremia Erich Yacob Rambitan?
Luluk Hadiyanto selaku sosok yang menangani Yeremia saat berada di SKO Ragunan menyatakan, ada rasa penyesalan karena akhirnya Pramudya mundur. ”Kuliah di mana saja kan bisa. Saya juga dulu resign dari PBSI dan melalui jalur profesional masih bisa,” kata Luluk, Rabu (20/12). ”Apalagi sekarang dengan sistem merdeka belajar, saya rasa di mana pun masih bisa belajar,” ujarnya.
Namun, dia juga tidak mau men-judge terlalu dalam lantaran tidak tahu ada masalah internal apa di lingkungan PBSI. ”Karena saya tidak ada di sana kan,” ujar pria kelahiran Blora tersebut.
Luluk melanjutkan, semestinya dalam situasi ini PBSI bisa mengambil sikap. Apalagi, dia menilai Pramudya/Yeremia merupakan ganda yang berprogres dan bisa menjadi backup sepadan bagi ganda putra lainnya. ”Kan sudah mendekati ya,” katanya.
Dia menuturkan, Yeremia membutuhkan partner yang kuat secara power. ”Dia masih muda dan playmaker di depan. Membutuhkan pemain yang kuat,” ucapnya. Namun, eks rekan duet Alvent Yulianto itu mengaku kesulitan untuk menjawab siapa partner Yeremia yang tepat sebagai pengganti Pramudya. Dia mencontohkan Kevin Sanjaya Sukamuljo. Hingga kini belum ada kepastian apakah Kevin masih mau lanjut atau ikut berhenti di 2024. ”Kita kan tidak tahu. Ya belum tentu juga (lanjut main). Kemudian Gideon (Marcus Fernaldi) juga semakin bertambah usia (tahun depan 33 tahun),” jelasnya.
Lalu, bagaimana dengan Rahmat Hidayat ataupun Muhammad Rayhan Nur Fadilah? ”Saya kira kalau Yeremia partner sama Rahmat tidak akan nyambung karena sama-sama playmaker. Dan power-nya kurang nyambung. Untuk Rayhan bisa balik ke Rahmat karena seusia,” ucapnya.(raf/c19/bas)
