Wako Didesak Batalkan Rencana ke Mesir

Pekanbaru | Rabu, 30 Maret 2022 - 09:10 WIB

Wako Didesak Batalkan Rencana ke Mesir
RUSLAN TARIGAN (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kritikan tajam dilontarkan para wakil rakyat terkait rencana Wali Kota Pekanbaru Dr Fordaus MT bersama beberapa pejabatnya ke Mesir. Wali Kota diminta membatalkan rencana perjalanan dan anggarannya bisa digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat bagi masyarakat Kota Bertuah.

Anggota DPRD Kota Pekanbaru Ruslan Tarigan menyebutkan, jika Wako tetap nekad juga melakukan perjalanan ke Mesir, maka itu sama saja dengan melukai hati warga kota. "Pelesiran yang dibalut dengan promosi wilayah Kota Pekanbaru hanya akal-akalan saja. Tujuan yang sebenarnya, para pejabat ingin jalan-jalan "Pelesiran yang dibalut dengan promosi wilayah Kota Pekanbaru hanya akal-akalan saja. Tujuan yang sebenarnya, para pejabat ingin jalan-jalan semata. Jadi, apapun itu alasannya, saya minta batalkan saja," tegas Ruslan saat diminta komentarnya, Selasa (29/3).


Ditambahkannya, anggaran perjalanan ini pasti diambil dari dana APBD Pekanbaru. Padahal, Pemko Pekanbaru sendiri masih terlilit utang tunda bayar.

Menurut Ruslan, ada hal-hal yang lebih prioritas harus diselesaikan daripada melakukan perjalanan ke Mesir.

"Tentu sangat memilukan sekaligus menyakiti hati masyarakat. Apalagi masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan pemko, mengingat masa jabatan wako berakhir pada Mei 2022. Masalah kota itu mulai dari persoalan sampah, banjir, minyak goreng mahal, serta masalah krusial lainnya yang seyogyanya pemerintah harus hadir di tengah rakyat," urainya.

Dengan tegas Ruslan mengingatkan Wako untuk tidak menambah imej buruk dari masyarakat dengan tetap memaksakan diri terbang ke Mesir.

"Itu uang rakyat! Jangan semena-mena," ujarnya mengingatkan.

Ia berharap, akhir masa jabatan pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Firdaus-Ayat bisa berakhir mulus tanpa menyakiti hati masyarakat.

"Ide siapalah ke Mesir ini? Yang jelas tidak pantas dan tidak elok di situasi sekarang. Meski ada yang menggunakan biaya pribadi, namun kondisinya tidak pas," katanya.

Sementara itu, anggota DPRD Pekanbaru lainnya Fathullah menyebutkan, masyarakat Kota Pekanbaru sedang memerlukan banyak anggaran khususnya untuk pemulihan ekonomi dan perbaikan infrastruktur. "Tak ada urgensinya ke Mesir itu bagi Kota Pekanbaru. Kultur dan geografis kita saja berbeda. Jangan menambah luka masyarakat lagi," katanya, kemarin.

Ia tambahkan, Pekanbaru saat ini sedang banyak masalah. Ia mempertanyakan mengapa wako tidak fokus membenahi masalah kota. "Apalagi saya dengar insentif RW belum dibayarkan. Mending uangnya untuk ini saja," katanya.

Dalam pada itu, klaim wali kota bahwa keberangkatan ke Mesir tidak mengganggu sejumlah pos anggaran juga dikritik.

"Kata ‘tidak terganggu’ ini harusnya memberikan solusi bayar bagi seluruh permasalahan seperti tunda bayar, honor sopir TMP dan seharusnya tidak ada pemotongan honor THL. Bukan sebaliknya menjadi sebagai pembenaran terhadap berbedanya pos anggaran, sehingga menyebabkan terjadinya persoalan tersebut. Wali Kota harus menyelesaikan persoalan tersebut secara tuntas, bukan memberikan dalih terhadap kurangnya anggaran atau ada persoalan lainnya," sebut pengamat Kebijakan Publik Universitas Islam Riau (UIR) Dr Moris Adidi Yogia.

Soal keberangkatan wali kota dan sejumlah pejabat yang ingin mempelajari tentang pengelolaan lahan tandus, Moris tidak heran bila itu menjadi lelucon di tengah masyarakat. Terutama dalam kondisi banyaknya persoalan, pemangkasan tenaga honorer, sampah, kenaikan harga komoditas dan lainnya yang sedang terjadi di Kota Pekanbaru.

"Pekanbaru tidak memiliki topografi atau karakteristik wilayah seperti Mesir atau daerah Timur Tengah lainnya. Sehingga mempelajari hal tersebut dianggap masyarakat hanya sebagai alasan yang dibuat-buat atau alasan pembenaran penghilang tanya saja. Ini akan menjadi lelucon bagi masyarakat," ungkapnya.

Moris menyebutkan, seharusnya di ujung masa pengabdian, walik ota memantapkan peran dan capaian yang sudah terealisasi atau belum terealisasi. Sehingga capaian program kerja atau capaian rencana kerja di akhir masa jabatannya akan dikenang sebagai pemimpin yang memiliki perencanaan dan pencapaian terbaik dalam pembangunan. "Program pemanfaatan lahan tandus bukan merupakan visi atau misi dalam masa kepemimpinan beliau di ujung-ujung pengabdian. Itu harus diingat," tegasnya.(gus/end/yls)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook