PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Bencana longsor dan banjir yang menyebabkan akses jalan lintas Sumbar-Riau sempat terputus, Selasa (26/12) lalu menyebabkan sejumlah bahan pangan di Kota Pekanbaru mulai mengalami lonjakan harga.
Pantauan Riau Pos, Rabu (27/12) di Pasar Dupa Kencana hampir seluruh pedagang di pasar tradisional tersebut menaikan harga jual sayuran dan juga cabai yang berasal dari Provinsi Sumatera Barat. Hal ini menyebabkan hampir sebagian besar pembeli mengeluhkan harga keperluan pokok yang kembali susah dijangkau khususnya jelang akhir tahun.
Salah seorang pedagang cabai di Pasar Dupa Rika mengaku, kemarin seluruh pasokan cabai merah dari Bukittinggi tidak masuk akibat jalan yang terputus. Hal ini menyebabkan harga cabai merah bukittinggi yang ada saat ini mengalami kenaikan harga dari sebelumnya Rp45.000 per kilogram (kg) menjadi Rp65.000 per kg.
Cabai rawit merah juga kembali mengalami peningkatan harga menjadi Rp90.000 per kg dari sebelumnya Rp70.000 per kg. Harga tomat juga melambung hingga 100 persen dengan harga jual berkisar Rp20.000 per kg dari sebelumnya yang hanya Rp5.000 per kg hingga Rp7.000 per kg. Disusul bawang merah Rp40.000 per kg, dan bawang putih Rp38.000 per kg.
“Naik semuanya harga cabai sampai tomat. Ini saja untuk besok (hari ini, red ) kami nggak tahu mau jualan apa karena barang yang tidak ada. Kalau pun ada, itupun harus naik modalnya karena akses jalan yang jauh,” ucapnya.
Senada dengan Rika, pedagang sayuran di Pasar Dupa bernama Abdul juga mengeluh dengan kenaikan harga sayuran dari Sumatera Barat yang melonjak. “Bukan cuma modal yang buat mahal, tapi upah di perjalanan juga ikutan naik. Jadi mau tidak mau kami harus menyesuaikan harganya,” ujarnya.
Dijelaskan Abdul, untuk harga buncis yang merupakan produk dari Sumatera Barat kini dijual seharga Rp16.000 per kg dari sebelumnya hanya Rp10.000 per, begitu juga dengan wortel yang naik menjadi Rp21.000 per kg dari sebelumnya hanya Rp10.000 kg, jipan dan kentang juga mengalami kenaikan harga menjadi Rp12.000 per kg dari sebelumnya hanya Rp7.000 kg.
“Selain stok yang kosong, keterlambatan pengiriman sayuran ke Pekanbaru juga menjadi penyebab naiknya harga sayuran. Hari ini (kemarin, red) saja seharusnya datang pukul 03.00 WIB, tapi sayuran baru sampai pukul 08.00 WIB,” katanya.
‘’Kita berharap akses jalan dari dan menuju Pekanbaru serta Sumbar bisa kembali normal agar harga bahan pokok tetap stabil,’’ ujarnya.
Sementara itu, salah seorang pembeli Serli mengaku kaget dengan harga bahan pokok yang mulai meroket. Ia bahkan kebingungan karena semuanya harga sulit dijangkau oleh masyarakat yang ekonominya menengah ke bawah.
Alhasil, dirinya harus mengurangi jumlah pembelian dengan menyesuaikan uang belanja yang dibawa. “Pusing dan kaget juga tadi (kemarin, red ). Belanja sayuran biasanya terjangkau, ini malah mahal. Seperti kentang sampai kol semuanya naik. Padahal dulu murah dan terjangkau di kantong emak-emak,” ucapnya.
Ia berharap pemerintah bisa mengambil tindakan yang tepat agar harga keperluan pokok kembali bisa dinikmati oleh masyarakat dengan harga yang terjangkau. Namun, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, mengklaim tidak ada lonjakan harga bahan pokok, meski akses Sumatera Barat (Sumbar)-Riau terputus akibat longsor.
Kadisperindag Kota Pekanbaru, Zulhelmi Arifin mengatakan, saat ini bahan pokok Kota Pekanbaru tidak mengalami lonjakan yang terlalu besar karena pasokan tidak hanya dari Sumatera Barat saja tetapi sejumlah wilayah lainnya yang berada dekat dengan Kota Pekanbaru seperti Sumut dan Aceh.
Ia berharap, akses jalan yang putus akibat longsor dan banjir di lintas Sumbar-Riau bisa segera ditangani dan diperbaiki. Namun Ia menyebut, ada alternatif lain yang bisa dilewati. “Untuk jalan yang putus kita berharap segera penanganannya selesai. Menjelang itu tentu ada jalan alternatif via Telukkuantan,” ungkapnya.
Komisi II DPRD Kota Pekanbaru yang membidangi Perdagangan mengharapkan putusnya jalan Riau-Sumbar tak membuat pasokan bahan pokok tersendat. “Tentu dari bencana itu kita harapkan, semuanya aman dan lancar. Sayur mayur, beras dan lainnya bisa masuk ke Kota Pekanbaru. Memang sedikit banyaknya akan berpengaruh,” kata Anggota Komisi II DPRD Pekanbaru Roem Diani Dewi, Rabu (27/12).(ayi/gus)