Mengkaji Media Massa dan Identitas Lokal secara Akademik

Pekanbaru | Sabtu, 28 Juli 2018 - 16:38 WIB

Mengkaji Media Massa dan Identitas Lokal secara Akademik
FOTO BERSAMA: Para peneliti, narasumber dan peserta berfoto bersama usai acara FGD di Fave Hotel Pekanbaru, Sabtu (28/7/2018).

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas (Unand) menggandeng Palagan Press mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bertemakan Media Massa dan Pertarungan Identitas: Etnisitas versus Keindonesiaan dan Global, Sabtu (28/7) di Fave Hotel Pekanbaru.

FGD ini dihadiri dosen di kampus dan perwakilan insan pers di Riau. Para peneliti mengajak diskusi dan melakukan kajian akademik mempertanyakan cara media lokal di Riau mengemas identitas budaya Melayu di tengah isu-isu yang tumbuh dan populer di Indonesia.

Baca Juga :Upaya Diskominfotiksan Perkuat Kompetensi Pegawai

Ketua peneliti dari Unand, Wannofri Samry mengatakan tidak hanya Riau, mereka juga menyasar dua wilayah lainnya yang ada di pulau Sumatera seperti Sumatera Barat dan Kepulauan Riau. Menurutnya banyak hal menarik dari perkembangan media massa di Riau terutama dalam mengangkat budaya lokal. "Kami tertarik meneliti di tiga wilayah ini karena memang kami melihat ada satu kesamaan yang menjadi tema FGD ini," katanya.

Sementara Fakhunnas MA Jabbar selaku narasumber menjelaskan pertarungan identitas juga mempengaruhi politik saat ini, yaitu  terbelahnya kekuatan media massa di Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) 2018 dan juga Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. "Secara kedaerahan Riau, pertarungan identitas itu sempat muncul dalam situasi politik pragmatis menghadapi Pilgubri (kemaren)," terangnya dalam makalah.

Wannofri menambahkan selain mempertanyakan soal pengemasan konten Melayu oleh media di Riau, dirinya juga turut mempertanyakan apakah media yang ada di Riau juga menempatkan budaya lokal di tengah konten-konten populer di kalangan masyarakat.

"Saya juga mempertanyakan bagaimana media massa di Riau mengemas ini semua. Sebenarnya sejauh apa sih media memberikan peluang kepada konten lokal dan nilainya seperti apa?" tambahnya.(***)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook