PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Tidak hanya penyakit TBC, Lapas Kelas IIA Pekanbaru juga memastikan bahwa penyakit menular berbahaya lainnya juga bebas dari lapas. Kalaupun ada, akan ada tindakan pengobatan.
Seperti dikatakan Kepala Lapas Kelas IIA Pekanbaru Sapto Winarno pada Kamis (26/10), pihaknya tidak hanya memastikan para warga binaan bebas penyakit menular. Tapi juga memastikan pelayanan kesehatan kepada mereka yang sedang menderita peyakit serius.
Lapas, menurut Sapto, kembali melakukan pencegahan penularan penyakit HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) pada Rabu (25/10). Sebanyak 11 orang warga binaan mengikuti Voluntary Counselling and Testing (VCT) dan pemeriksaan kesehatan (skrining).
”Kegiatan ini sebagai salah satu upaya deteksi dini sekaligus pemenuhan hak warga binaan untuk mendapatkan layanan kesehatan yang baik,” kata Sapto.
Kegiatan skrining HIV/AIDS dan IMS ini dilakukan dengan cara mengambil sample darah dari warga binaan oleh tim medis Lapas Kelas IIA Pekanbaru. Dalam hal ini, Tim Medis Lapas yang dipimpin dr Yulia, bekerja sama tim medis dari Puskesmas Sapta Taruna Pekanbaru.
Bagi warga binaan dengan hasil skrining positif, langsung diarahkan untuk menjalankan metode perawatan Care Support Treatment (CST). CST, menurut dr Yulia, adalah perawatan yang melibatkan suatu jejaring sumber daya dan pelayanan serta dukungan secara holistik, komprehensif dan luas untuk orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
”Kami berharap ada upaya intensif dari semua pihak guna mengurangi penularan dan penambahan jumlah kasus HIV/AIDS, terutama bagi warga binaan Lapas Pekanbaru. Lebih baik memeriksakan diri sedini mungkin sehingga penanganannya bisa cepat dilakukan,” kata drnYulia
Selain dilakukan skrining kesehatan, warga binaan juga diberikan pengarahan dan edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan. Hal ini agar warga binaan dapat menerapkan pola hidup sehat dan memiliki risiko yang rendah terhadap penularan HIV-AIDS dan IMS lainnya.(end)