PEKANBARU

Wako-Sekko Akui Keracunan

Pekanbaru | Kamis, 27 Juli 2017 - 11:15 WIB

Wako-Sekko Akui Keracunan

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Wali Kota (Wako) Pekanbaru Firdaus MT buka suara. Setelah sebe­lumnya enggan mengaku keracunan makanan, kemarin (26/7), orang nomor satu di Kota Pekanbaru itu akhirnya mengakui apa yang telah dia alami pada 5 Juli lalu. Dia menyebutkan, kalau dia sudah mengalami keracunan setelah menyantap makanan roti dari Kedai Kopi Kim Teng.

“Memang iya. Saya sempat muntah dan diare selama 4 jam. Mulai dari pukul 11.00 sampai pukul 15.00. Awalnya saya berpikir bukan itu penyebabnya (roti bakar berselai srikaya, red),” ungkap Firdaus saat diwawancarai Riau Pos, kemarin.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hal itu disampaikan Firdaus setelah 7 outlet Kim Teng ditu­tup. Firdaus bahkan juga mengakui dirinya sudah mengetahui hasil pengujian laboratorium terkait pemeriksaan sampel yang dibawa oleh Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru tersebut.

“Kami mau tahu. Karena ada pengaduan dari masyarakat. Termasuk saya. Ada salah satu dari jenis makanan yang diproduksi membuat efek tidak bagus bagi yang mengonsumsi,” tambahnya.

Masyarakat yang dimaksud, dikatakan Firdaus seorang anggota polisi. Dia  merasakan hal yang sama setelah mengonsumsi roti bakar dari Kim Teng. Saat itu petugas yang tidak disebutkan namanya oleh Firdaus melakukan pengamanan kedatangan Presiden beberapa waktu lalu. Karena lapar, dia kemudian mengonsumsi dua potong roti dari Kim Teng. Beberapa jam kemudian, anggota tersebut tumbang. Indikasi yang dirasakan juga sama dengan yang dirasakan Firdaus pada 5 Juli lalu.

Setelah itu, lanjut Wako, dia meminta instansi terkait melakukan pemeriksaan terhadap roti bakar tersebut. Setelah diuji ternyata benar. Atas kejadian tersebut pihaknya mengambil langkah melakukan evaluasi. Bersama tim gabungan Unit Ekonomi Pekanbaru mendatangi outlet Kim Teng di Jalan Senapelan tersebut.

Setelah dilakukan komunikasi antara tim kepada owner Kim Teng, diambil kesepakatan menutup sementara 7 outlet. Kecuali di Bandara SSK II. Karena di sana tidak menyediakan roti bakar dan hanya menjual kopi dan minuman. Pihak Kim Teng, ujar Wako, juga meminta kepada Tim Gabungan Unit Ekonomi mencarikan fakta kesalahan yang ada pada mereka. Karena sejauh ini, roti bakar yang hampir tiap hari dijual tidak pernah tercampur bakteri yang menyebabkan konsumen keracunan.

“Mereka minta bantu supaya mencari kesalahannya di mana. Karena selama ini tidak pernah terjadi apa-apa. Ya, saya katakan, pertama kita harus berpikir positif. Mungkin ada kelalaian anggota,” ujarnya.

Selain kemungkinan di atas, Firdaus juga berpikiran karena Kim Teng adalah ikon Pekanbaru, maka bisa saja ada yang sengaja melakukan sabotase sehingga roti yang disajikan terpapar bakteri tersebut. Pada kesempatan itu Wako juga meminta seluruh pengusaha makanan di Pekanbaru agar berhati-hati menyajikan makanan. Terkhusus Kim Teng. Dia mengharapkan keja­dian tersebut tak terulang lagi. Bahkan dia meminta owner Kim Teng turun langsung mengawasi proses produksi hingga penyajian kepada konsumen. Sehingga produk yang dijual tetap higienis dan tidak merugikan masyarakat.

Soal dirinya yang sempat menjadi korban, Firdaus me­ngatakan tidak ada niat menutupi fakta tersebut sebelumnya. Ia menuturkan Kim Teng merupakan aset serta ikon yang bernilai bagi Kota Pekanbaru dan Riau. Ia bahkan mengutarakan, banyak warga luar Pekanbaru yang datang ingin menikmati makanan dan minuman kopi dari kedai kopi ini.

Sementara Sekretaris Kota (Sekko) Pekanbaru Drs M Noer MBS mengakui ada beberapa korban setelah memakan roti bakar tersebut. Saat ditanya lebih jauh mengenai runutan kejadian, M Noer mengatakan dia mengonsumsi roti tersebut pada 5 Juli seusai apel bersama di Kantor Wali Kota Pekanbaru. Setelah itu, ia bersama Wali Kota dan beberapa pejabat lainnya sarapan pagi di lantai 1.

“Saya secara pribadi, ini bukan bermaksud apa-apa. Begitu saya menikmatinya, saya baru terasa sekitar pukul13.00 WIB. Saya makan dua potong roti. Habis itu saya merasa tidak enak badan. Keringat dingin,” kata M Noer.

Saat itu ia berusaha menahan rasa sakit yang ia alami. Karena saat itu sedang ada kegiatan bersama instansi lainnya. Namun pada akhirnya dirinya tidak sanggup lagi menahan rasa sakit perut serta mual. Hingga dia memutuskan berpamitan dan langsung masuk ke mobil. Masih di lokasi parkir acara, M Noer langsung mengambil sebuah kantong plastik dan muntah di dalam mobil.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook