K3S AKUI BERI USULAN PENGADAAN

Harga LKS Jauh di Atas Pasar

Pekanbaru | Jumat, 27 Januari 2023 - 09:25 WIB

Harga LKS Jauh di Atas Pasar
(ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Masalah buku lembar kerja siswa (LKS) masih menjadi sorotan. Apalagi ternyata, harga buku LKS yang dijual di toko jauh di atas harga di toko online atau e-commerce.

Dari salah satu orang tua yang masih muda, Riau Pos mendapatkan fakta menarik. Iyen, begitu nama wanita itu ingin dipanggil, menyebutkan bahwa harga LKS yang dibeli di toko dekat sekolah anaknya untuk semester genap ini seharga Rp128 ribu.


''Saya sama suami juga cek di Shopee, harganya ada yang cuma Rp7 ribu, paling mahal Rp12 ribu untuk satu buku LKS. Tapi kok mahal di toko itu. Untuk 8 buku LKS sampai Rp128 ribu,'' kata Iyen, kemarin.

Karena dirinya menilai pengambilan untungnya terlalu besar, Iyen mengaku sempat ingin mempertanyakan itu ke wali kelas anaknya. Tapi dilarang oleh sang suami, sementara mereka tidak bisa beli di tempat lain. Tapi Iyen juga mengaku, sekolah maupun guru tidak memaksa untuk membeli LKS itu.

''Tapi saya beli juga. Ya orang anak dikasih PR kadang lebih banyak lewat LKS. Bagaimana mau belajar kalau tidak punya,'' kata Iyen yang memilih mendiamkan masalah ini.

Sementara itu, dari investigasi yang dilakukan Riau Pos selama dua hari, harga LKS yang dijual di salah satu toko yang ditunjuk pihak sekolah di kawasan Sukajadi, untuk 8 buku adalah senilai Rp128 ribu. Harga itu jauh dari harga pasaran. Hal ini setelah wartawan menelusuri sejumlah e-commerce di Tokopedia, Bukalapak dan Lazada.

Di Bukalapak satu buku LKS SD dijual seharga Rp9.500. Di sini juga tersedia yang paketan 4 buku LKS dijual dengan harga Rp33.900.

Di Tokopedia bahkan untuk satu buku LKS ada yang dijual Rp6 ribu. Paling mahal Rp10 ribu. Sementara itu, untuk yang paketan 4 buku LKS, Rp36 ribu.

Lalu Riau Pos mencoba mencari buku LKS dari penerbit yang sama dengan LKS yang dijual salah satu SD di Sukajadi di situs Lazada. Dengan penerbit yang sama, untuk 4 buku LKS di Lazada ada yang hanya dijual Rp26 ribu.

Harga-harga tersebut jauh lebih murah dari 8 buku LKS yang dijual di toko sampai Rp128 ribu untuk semester genap 2023 ini. Artinya, satu buku LKS dijual seharga Rp16 ribu. Jika rata-rata tengah harga pasaran satu LKS hanya Rp9 ribu, maka dari setiap murid SD negeri di Pekanbaru ada selisih keuntungan lebih kurang Rp56 ribu.

Angka Rp56 ribu itu akan menjadi besar jika merujuk pada jumlah SD Negeri yang ada di Pekanbaru yang mencapai 317 sekolah berdasarkan Data Dapodik Kemendikbud untuk Semester Genap 2022/2023.Dengan estimasi jumlah siswa 50.000 orang saja di Kota Pekanbaru, maka keuntungan diraih dari selisih harga pasaran dengan harga jual di toko-toko yang telah ditunjuk itu bisa mencapai Rp2,8 miliar.

K3S Akui Beri Usulan
Selain menemukan fakta bahwa ada ''kewajiban'' peserta didik membeli LKS ke toko yang sudah ditunjuk , wartawan juga mendapat informasi bahwan ternyata Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Pekanbaru yang menganjurkan penjualan LKS ini ke pihak sekolah.

Hal ini diakui Ketua K3S Pekanbaru Gimin saat dikonfirmasi wartawan lewat pesan singkat, Kamis (26/1). Gimin dalam percakapan awalnya dengan wartawan menyebutkan tidak tahu-menahu soal pola penjualan dan harga LKS yang diatur sistemik itu.

Namun ketika dikemukakan ada sistem yang mengatur bahwa peserta didik sekolah tertentu hanya bisa membeli buku LKS di toko tertentu, barulah Gimin bicara. Gimin mengaku anjuran penjualan LKS oleh sekolah itu berasal dari K3S.

Dirinya berdalih, anjuran agar sekolah menjual LKS ke siswa dengan maksud membantu para siswa dan guru dalam pembelajaran.

Ketika dikemukakan juga soal sejumlah temuan adanya pengaturan penjualan LKS secara sistemis, seperti selisih dari harga pasar terlalu tinggi, tempat pembelian yang ditentukan, dan keluhan para orang tua siswa, Gimin tiba-tiba mengeluarkan pernyataan bahwa dirinya akan menghentikan sekolah menjual LKS.

''Mungkin untuk tahun ajaran baru saya akan sampaikan ke seluruh sekolah dasar negeri untuk tidak menjual LKS lagi,'' ungkap Gimin lewat pesan singkat pada Kamis (26/1) dini hari.

Pernyataan itu menyiratkan bahwa penjualan LKS diatur oleh pihak sekolah melalui anjuran K3S. Ketika ditanya kembali soal maksud pernyataan itu, terutama kalimat ''sekolah dasar negeri untuk tidak menjual LKS lagi'', Gimin tidak menjawab.

Permintaan wawancara langsung diajukan wartawan pun ditolaknya dengan alasan pernyataannya lewat pesan singkat itu sudah cukup. Lalu pada siang hari, wartawan mencoba konfirmasi ulang, namun tidak ditanggapi.

Ketika Gimin ditanya apakah dirinya sadar anjuran K3S agar sekolah menjual LSK telah menguntungkan pihak tertentu, dirinya juga tidak menanggapi. Alih-alih menjawab, pada sore hari kemarin justru Gimin mengapus semua isi pesan singkat yang telah dikirimnya panjang lebar ke nomor WhatsApp wartawan. Namun wartawam telah membuat tangkapan layar isi percakapan tersebut.(yls)

Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Kota

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook