JELANG IDUL FITRI, TINGKAT KONSUMTIF MASYARAKAT MENINGKAT

Pusat Perbelanjaan Ramai Pengunjung

Pekanbaru | Senin, 04 Juni 2018 - 12:03 WIB

Pusat Perbelanjaan Ramai Pengunjung
PILIH BAJU: Lapak pedagang pakaian di sekitar Plaza Sukaramai mulai ramai didatangi masyarakat yang ingin membeli baju baru, Ahad (3/6/2018).

Dikatakan Fanifa, gamis perpaduan bahan organza dan brokat hingga motif kotak-kotak juga bisa menjadi pilihan. ’’Kalau untuk mix and match, pakaian gamis yang dikombinasikan dengan luaran tanpa lengan masih laris juga terjual. Kalau untuk atasan wanita, masih laris yang pada bagian lengannya mengembang atau ada lipatan pada bagian bawah,” tambah Fanifa.

Mengenai peningkatan jumlah pengunjung, Khairil salah seorang penjual pakaian di Pasar Sukaramai merasakan terjadi lonjakan hingga 80 persen dan diperkirakan terus bertambah hingga sepekan sebelum Idul Fitri.

Baca Juga :Datangi Pusat Perbelanjaan, Jaga Kondusifitas hingga Pesan Pemilu Damai

“Ahad ini lah ramainya sampai beberapa hari menjelang Ahad depan. Karena setelah itu masyarakat sudah banyak mudik pasti,” kata lelaki asal Pariaman, Sumatera Barat tersebut.

Melihat fenomena berbelanja yang terjadi di masyarakat Indonesia saat ini, masih kepada budaya mengikuti bukan menjadi diikuti. Sehingga lebih mengarah kepada pengguna dari pada pencipta. Kondisi ini yang menyebabkan masyarakat cenderung menjadi lebih konsumtif.

Dikatakan psikolog sekaligus Dosen Fakultas Psikologi Universitas Abdurrab Pekanbaru Auliya Syaf SPsi MPsi, jika membelinya satu produk maka tidak akan konsumtif. Tetapi yang sering terjadi setelah berada di lokasi, muncul perilaku yang dikenal dengan compulsive buying.

“Compulsive buying, di mana perilaku membeli yang muncul tanpa perencanaan tetapi karena keinginan. Tidak mempertimbangkan apakah dibutuhkan atau tidak. Ini yang banyak terjadi di masyarakat. Khususnya di Kota  Pekanbaru, masyarakat menjadi konsumtif. Bisa dilihat, banyak yang beramai-ramai mendatangi pusat perbelanjaan sampai parkiran penuh dan harus parkir di tepi jalan,” ujar Auliya.

Ditambahkan Auliya, dalam kurun waktu satu tahun di Pekanbaru  telah banyak berdiri pusat perbelanjaan yang menawarkan hal baru untuk masyarakat.

”Banyak pusat perbelanjaan yang mempengaruhi keinginan untuk “kepo” dan ingin mencoba. Di tambah dengan berbagai tawaran promo, beli satu dapat satu dan sebagainya. Hal ini yang menyebabkan masyarakat jadi lebih konsumtif. Karena memikirkan membeli dengan harga promo,” jelasnya.(cr8)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook