KOTA (RIAUPOS.CO) -- Dinas Pariwisata Provinsi Riau menggelar acara pameran seni Rupa bertema Ilusi Dalam Rupa. Acara digelar di Anjungan Seni Idrus Tintin yang biasa disebut MTQ berlangsung 25-28 April.
Di lobi Selat Panjang tersebut, pameran ditata rapi. Kemudian disesuaikan dengan nama perupa dan konsepnya. Pameran tersebut terdiri dari 48 karya dari 24 perupa di Riau. Pameran tersebut akan dibuka dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.
Kepala Dinas Pariwisata Riau Zulfahmi dalam sambutannya mengatakan, jika dulu orang tahunya Riau itu minyak di atas dan minyak di bawah, kini saatnya seni, seperti seni rupa harus mulai diangkat. Acara ini merupakan apresiasi kepada para pelaku seni agar mereka bisa lebih mengekspresikan karya seninya, sehingga bisa memberikan kontribusi terhadap perkembangan ekonomi kreatif dan pariwisata di Provinsi Riau.
Setelah melihat karya-karya para perupa, Zulfahmi menjelaskan, karya-karya sangat menarik dan bagus, sehingga pemerintah bisa memberikan peluang kepada mereka untuk bisa betul-betul untuk dunia ekonomi kreatif.
Kepala UPT Bandar Serai, Raja Indra Suhairi turut mengapresiasi para pelaku seni. Semoga acara tahunan ini nantinya bisa semakin lebih banyak yang mengunjungi dari tahun ke tahun. “Jika mungkin tahun depan berkolaborasi dengan para pengusaha, sehingga makin ramai aktivitas di Bandar Serai untuk menikmati seni dan kuliner,” terangnya.
Kurator, Hamzah MSn mengatakan, setelah pameran terpampang rapi, hasilnya benar-benar menakjubkan. Semoga nantinya makin bisa mengembangkan konsep sehingga maknanya lebih kuat.
Lalu, perupa pun turut serta menanggapi. Rusli, perupa asal Tembilahan menyajikan karya berupa judul ‘‘Indonesia Darurat Narkoba’’. Karyanya digambarkan oleh tokoh perempuan dengan memegang pedang yang akan membelah apel yang diberi warna merah dan putih sesuai bendera Indonesia.
“Buah apel tersebut menggambarkan bahwa itu buah yang menggiurkan untuk dikonsumsi, tapi untuk setiap pemakai, maut selalu mengintai. Begitu juga para pengedar dan bandar besar pada umumnya orang asing yang apabila tertangkap maka mereka akan dihukum mati. Jadi, pada dasarnya, tidak ada kata ampun untuk narkoba,” jelasnya.
Menurutnya, jika ingin melukis lebih baik membuat konsep terlebih dahulu, sehingga saat menuangkan hasilnya sesuai dengan apa yang dipikirkan. Bukan menyalin atau memindahkan objek, namun mematangkan konsep.
Selain itu, perupa lain, Alfredo mengatakan, karyanya berjudul ‘‘Menuju Pekanbaru di Era Milenial 2021’’. Katanya, pertumbuhan Kota Pekanbaru sangat cepat, banyak sarana kota tumbuh di mana-mana, baik hotel, gedung, tempat hiburan, pusat perbelanjaan, jembatan dan lainnya.
“Dari situlah muncul ide, kiranya hal demikian bisa memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan Kota Pekanbaru. Nantinya bisa menjadi transit dan pariwisata bagi para pelancong. Kemudian Jembatan Siak IV bisa menjadi tempat arus mudik yang ramai lancar,” jelasnya.(*3)