PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - CENTRAL Sumatra Basin adalah cekungan yang berada di central Pulau Sumatra yang areanya meliputi Riau dan sekitarnya. Cekungan ini adalah tempat yang diyakini secara scientific sebagai tempat terbentuknya minyak bumi (hydrocarbon) di dalam bumi. Adapun cekungan Central Sumatra terdiri atas beberapa sub cekungan yang sudah terbukti menghasilkan minyak dan gas (hydrocarbon) yang sudah diproduksikan selama puluhan tahun kebelakang. Adapun sub cekungan tersebut di antaranya bernama Sub Cekungan North Aman, Central Aman, South Aman, Balam, Kiri, Bengkalis, dan Sub cekungan Tapung.
Dari ke-7 sub cekungan yang terbukti telah menghasilkan hidrocarbon, 5 Cekungan yang pertama berada di area operasi Pertamina Hulu Rokan (PHR) sedangkan 2 sub cekungan yang terakhir berada di area operasi Coastal Plain Pekanbaru (CPP) yang dimiliki oleh PT BSP. Secara konsep pencarian hydrocarbon, kesemua sub cekungan ini memiliki konsep yang sama dalam proses eksplorasi untuk mendapatkan cadangan hydrocarbon, yaitu batuan sumber, reservoir, perangkap, dan migration.
Kedua area operasi yang bertetangga ini yaitu Rokan dan CPP juga banyak memiliki kemiripan termasuk proses eksplorasi yg pernah dan sudah dilakukan lebih dari 50 tahun yang lalu ketika keduanya masih berada didalam operator yang sama (Caltex), yaitu keduanya juga memiliki lapangan2 besar yg sudah ditemukan sejak 30-40 yg lalu yang mengindikasikan kedua area ini sama-sama memiliki potensi yang besar yang telah ditemukan.
Adapun perbedaan yg ada dari ke 2 blok ini adalah proses-proses eksplorasi yang dilakukan pada saat operator di kedua blok ini berbeda di 20 tahun terakhir.
Rokan blok dengan operatornya Caltex/Chevron telah mengeksplorasi bagian dalam ‘deep / Lacustrine’ dari sub cekungan yang ada di Rokan dengan hasil ditemukannya beberapa lapangan baru seperti Kelok deep, Tilan deep, Tiang, Pilar, Sihangat dan lapangan kokoh. Sedangkan selama 20 tahun terakhir, BOB yang mengoperasikan blok CPP masih mengeksplorasi bagian ‘shallow / Marine’ dan menyisakan bagian ‘deep / lacustrine’ yg belum di Eksplorasi hingga pemboran Sumur Nuri-1X di tahun 2022, di mana saat itu PT BSP sudah melakukan sole risk dalam melakukan pemboran sumur eksplorasi.(hen)
