Mitigasi Konflik Harimau Sumatera, Pasang Camera Trap dan Gelar Patroli

Pekanbaru | Selasa, 25 Oktober 2022 - 09:15 WIB

Mitigasi Konflik Harimau Sumatera, Pasang Camera Trap dan Gelar Patroli
GENMAN S HASIBUAN (BBKSDA-RIAU.ID)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Balai Besar Badan Konservasi Sumber Alam (BBKSDA) Riau mengambil sejumlah langkah mitigasi konflik harimau sumatera dan pekerja perusahaan di Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Pelalawan. Selain telah menyiagan personel sejak Ahad (23/10), Kepala BBKSDA Riau Genman S Hasibuan menyebutkan, tim di lapangan juga menggelar patroli.

Genman menyebutkan, patroli yang dilakukan bersama perusahaan pemegang konsesi ini, untuk meringan tekanan psikologis para pekerja yang beraktivitas di kawasan konflik tersebut. Sekaligus dalam upaya memberikan rasa aman bagi para pekerja.


"Kami juga sudah memasang camera trap untuk mengidentifikasi individual harimau sumatera di sekitar lokasi munculnya. Patroli ini sendiri akan bergantung pada hasil camera trap di lokasi," katanya,  Senin (24/10).

Aktivitas patroli ini akan berlangsung setiap hari. Tim itu, kata Genman, akan terus melakukan pengawasan setidaknya sampai camera trap tidak menangkap lagi aktivitas binatang buas itu dalam 10 hari setelah pemasangan.

"Bila ada peningkatan intensitas camera trap terhadap individual harimau, akan kami tindaklanjuti dengan kemungkinan penyesuaian ritme kerja para karyawan di sana,” ungkapnya.

Selain patroli, Tim BBKSDA Riau di lapangan juga melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap para pekerja perusahaan soal pergerakan dan kebiasan harimau. Di mana hewan ini aktif mulai senja hingga pagi hari.

"Tentu ini kita lihat apakah SOP ritme kerja di sana sudah sesuai dengan kondisi keberadaan hewan buas. Bila sudah, apakah dalam praktiknya sudah berjalan dengan baik. Inilah tugas kami di lapangan bagaimana ini bisa berjalan dengan baik,” tambahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang pekerja dari perusahaan kontrak di lahan konsesi, Adi Saputra (37), diserang harimau sumatera pada Jumat (21/10) tengah malam.

Kepala pria itu mengalami luka robek hingga harus mendapatkan 20 jahitan. Harimau itu menyerang camp pekerja ketika mereka semua sedang tertidur pulas. Adi merupakan orang pertama melihat hewan terancam punah itu. 

Malang nasibnya, Adi yang berteriak minta tolong, justru diserang harimau itu. Beruntung para pekerja lain terbangun dan berhasil menakuti harimau. Lokasi konflik itu sendiri berada di Distrik Merawang, Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti.

Sisi lain, Adi Saputra (37), Karyawan PT Theo Putra Pelalawan yang merupakan perusahaan sub kontraktor PT Arara Abadi korban serangan harimau sumatera, Sabtu (22/10) dini hari lalu sekitar pukul 01.30 WIB saat ini masih di rawat intensifdi klinik PT Arara Abadi Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan.

"Pascakejadian penyerangan itu, korban langsung dibawa rekan sekerjanya ke klinik perusahaan di Desa Pulau Muda kecamatan Teluk Meranti. Saat ini, korban masih menjalani perawatan intensif dari  tenaga medis setelah mendapat 20 jahitan di kepalanya,” terang Kapolres Pelalawan, AKBP Guntur Muhammad Tariq SIK melalui Kasubbag Humas AKP Edy Harianto, Senin (24/10).

Diungkapkan, kejadian nahas dialami korban yang merupakan ketua rombongan pekerja ini, bermula ketika ia melihat cahaya mata berwarna merah mengelilingi bagian luar camp yang dihuninya bersama 7 pekerja lainnya di area Hutan Tanaman Industri (HTI), tepatnya di Petak 906 kanal 21 arel HTI PT Arara Abadi Desa Pulau Muda, Teluk Merah, pada Jumat (21/10) malam lalu sekitar pukul 19.30 WIB.

 Atas kejadian tersebut, tambah dia, pihak Polsek Teluk Meranti langsung berkoordinasi dengan perusahaan dan BKSDA Riau untuk melakukan penanganan konflik harimau dengan pekerja HTI yang kembali terulang di Teluk Meranti.(end/amn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook