Rumah Kebanjiran, Melapor ke Komnas HAM

Pekanbaru | Jumat, 25 Oktober 2019 - 09:20 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Perluasan area parkir bagian belakang salah satu hotel di Jalan Jenderal Sudirman menuai polemik. Warga sekitar protes karena  perluasan parkir itu menyebabkan banjir. Warga pun melapor ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Untuk mencari solusi, Pemko Pekanbaru mengundang manajemen hotel hadir dalam mediasi. Namun, dua kali undangan mediasi tak dihadiri.


Dalam upaya pencarian solusi, sejumlah pihak sudah disurati. Seperti Dinas PUPR, DLHK, DPMPTSP, Camat Sail, dan Lurah Cinta Raja. Para pihak ini diminta untuk mencari tahu permasalahan di sana.

Kepala Bagian (Kabag) Hukum Setdako Pekanbaru Fardham, Kamis (24/10) mengatakan,  pihaknya memediasi laporan dari seorang warga atas nama Johan terhadap parit di belakang hotel. Karena rumah warga jadi sering kebanjiran.

‘’Dia melapor ke Komnas HAM. Dia warga sekitar sana di dekat hotel,’’ ungkapnya.

Lebih lanjut dipaparkannya, pihaknya mengundang juga perwakilan hotel untuk hadir. Ini sebagai bagian dari mediasi juga. ‘’Karena Komnas HAM meminta kepada Pemko Pekanbaru untuk memediasi permasalahan. Pelaksana Harian Sekda Pekanbaru meminta kepada bagian hukum untuk memediasi permasalah ini,’’ sambungnya.

Undangan Pemko Pekanbaru pada pihak hotel belum direspon hingga mediasi kedua. Karena itu, Pemko kemudian memutuskan akan menemui manajemen hotel.

‘’Dalam rapat ini kami hanya menerima mandat untuk memediasi saja. Untuk langkah selanjutnya, kami segera menghadap ke atasan,’’ jelasnya.

Terpisah, perwakilan hotel Ahan mengakui, pihaknya memang menerima surat mediasi bersama masyarakat yang mengeluhkan pelebaran kawasan parkir hotel yang berdampak banjir. Namun, kata dia, pihaknya terlambat mengetahui adanya surat tersebut.

‘’Ada suratnya, tapi kita terlambat tahu. Mungkin nanti GM hotel saya balik ke Pekanbaru dari Medan pada awal November baru kesana (menjumpai warga, red),” jelasnya.

Disebutnya, keluhan itu bukan datang dari seluruh masyarakat melainkan dari salah seorang warga sekitar bernama Marjohan. ‘’Keluhannya tidak dari masyarakat. Hanya satu orang saja. Pak Marjohan,’’ singkatnya.(rir/ali)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook