PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Angin puting beliung meluluhlantakkan sejumlah bangunan di Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Rabu (23/10/2019) malam. Mulai dari simpang Garuda Sakti hingga ke area Desa Rimbo Panjang. Selain bangunan, sejumlah pohon yang berada di sekitaran kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim juga ikut tumbang akibat ganasnya puting beliung.
"Sekitar pukul 20.00 WIB, tiba-tiba angin kencang disertai hujan langsung menghantam. Sejumlah atap bangunan beterbangan ditiup angin," kata salah seorang warga Adnan, Kamis (24/10/2019).
Ia juga menjadi korban keganasan dari angin puting beliung itu. Atap kanopi rukonya juga ikut ambruk. Ia juga mengaku, kios milik rekannya juga disapu angin puting beliung, sehingga atap kiosnya berterbangan sampai beberapa meter.
"Saat angin kencang malam tadi (Rabu malam, red), listrik juga ikut padam," ucap Adnan.
Pantauan Riau Pos di lapangan kemarin pagi, sejumlah atap ruko dan kios terlihat tersapu bersih. Kerusakan terlihat pada atap rumah yang ambruk, kaca ruko yang pecah, tenda-tenda yang roboh, tiang listrik tumbang dan sejumlah kabel-kabel ikut terputus. Demikian juga lapak pedagang kaki lima di area jalan juga ikut ambruk diterpa angin.
Terlihat besi-besi penyanggah atap bangunan ruko bengkok. Bahkan patah tertiup angin. Tiang penyanggah atap pun tak berdaya menantang hantaman angin kencang itu. Selain itu jendela-jendela kaca sejumlah ruko juga pecah. Pemilik ruko terlihat membersihkan sisa-sisa terpaan angin.
Selain itu, di area kampus UIN terlihat puluhan pohon tumbang dan menghalangi jalan. Sejumlah pekerja berusaha untuk membersihkan dengan cara memotong pohon-pohon yang tumbang.
"Tadi malam (Rabu, red) dapat kabar, kira-kira habis Magrib ada angin kencang. Pagi ini kami membersihkan pohon-pohon yang tumbang di jalan, agar pengendara bisa lewat lagi," kata salah seorang pegawai UIN Suska, Paiwan.
Sementara itu Camat Tampan Hj Liswarti saat ditemui Riau Pos mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan berapa jumlah bangunan yang rusak akibat puting beliung tersebut.
"Kami juga sudah melakukan koordinasi ke lurah setempat," kata Liswarti.
Ia menjelaskan, kejadian seperti itu sepengetahuannya baru kali ini terjadi. Dia meminta agar warganya meningkatkan kewaspadaan mengingat saat ini kondisi cuaca dalam masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Lurah Tuah Madani Feri Susanto mengatakan, kerusakan bangunan yang paling parah di RT 01 RW 07. Yakni sebanyak empat rumah. Yang paling parah ada satu rumah. Saat ini rumah tersebut tidak bisa ditempati.
"Keluarga yang terkena angin puting beliung saat ini mengungsi ke rumah tetangga," kata Feri.
Feri mengatakan, kondisi rumah warga yang mengungsi tersebut atap rumahnya lepas ditiup angin. Selain RT 01/RW 07, dua rumah warga yang berada di RT 01/RW 06 juga ikut diterjang puting beliung, namun kondisi tidak parah.
"Kami masih mendata RT yang lain, karena sampai saat ini mereka belum ada yang melapor," ucapnya.
Dalam pada itu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyimpulkan, pada masa transisi dari musim kemarau ke musim penghujan memang akan terjadi angin kencang di sejumlah tempat, namun sifatnya lokal.
"Kami sudah berikan warning ke masyarakat, bahwa pancaroba ini biasanya memang terjadi angin kencang. Untuk itu kami meminta masyarakat agar waspada," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Marzuki.
Marzuki mengatakan, musim transisi ini selain angin kencang, juga harus diwaspadai masyarakat hujan deras disertai petir.
"Kalau angin kencang itu bersifat lokal seperti radiusnya 50 meter tetapi tetap membahayakan, seperti yang terjadi saat ini hanya di daerah UIN saja yang terkena," ujar Marzuki.(lim/*9)