(RIAUPOS.CO) -- Perlahan namun pasti, prospek berkebun kurma di Riau, khususnya di Pekanbaru sudah menunjukkan hasil yang cukup menjanjikan. Kurma berbuah di Riau selain dapat dilihat di halaman Masjid Raya Annur Pekanbaru milik Asosiasi Kurma Riau juga dapat dilihat di kebun kurma milik Muhhamad Rafi di Jalan Bukit Rahayu, Perum BMP 1 blok b 8, Kulim, Pekanbaru. Berat kurma di kebunnya per tandannya mencapai 4 kilogram dan berhasil di jual dengan harga Rp3 juta.
Budidaya pohon kurma sudah lama dilakoni Muhammad Rafi. Halaman rumahnya dipenuhi puluhan pohon kurma yang ditanam tumbuh subur dan menghijau. Tidak hanya ditanam di tanah, sejumlah bibit kurma dengan ketinggian beragam ditanam dalam pot kecil, sedang maupun besar.
Jenis kurma yang ditanamnya bermacam-macam ada barhee, KL1 dan sebagainya. ‘’Alhamdulillah sudah ada yang berbuah bang. Sejak tanam empat tahun lalu beberapa di antaranya sudah berbuah dan ada di antaranya kondisi buah tidak begitu bagus,’’ ujar Rafi menjawab Riau Pos saat berkunjung ke kebun miliknya.
Menurut Rafi, dari perjalanan menanam kurma yang dia lakukan selama ini yang paling cocok untuk di kebunnya KL1. ‘’Yang kemarin itu umur tiga tahun sudah berbuah dan Alhamdulillah sudah terjual dengan harga yang lumayan tinggi,’’ ujarnya.
Ditambahkan Rafi, kurma yang dia jual secara lelang melalui online tersebut terjual dengan harga Rp3 juta per tandannya. Beratnya ketika itu mencapai 4 kilogram dan dibeli oleh masyarakat dari Jawa Timur. ‘’Alhamdulillah kalau dilihat prospek berkebun kurma di Riau sangat cocok, karena iklim di Riau sangat mendukung sekali untuk budidayanya,’’ ujarnya lagi.
Kemarin tambahnya lagi, hasil lelang kurmanya itu dia sumbangkan untuk masjid yang ada di dekat rumahnya. ‘’Iya hasil lelangnya disumbangkan untuk masjid,’’ ujarnya pendek.
Terkait perlakuan terhadap tanaman kurma di kebunnya dia mengatakan, dengan memberikan perlakukan pupuk kandang untuk pertumbuhan. Sedangkan agar kurma berbuah dia mengkombinasikannya dengan pupuk kimia dengan kandungan phosphor dan KCL yang tinggi. Untuk penyiramanan dilakukan sepekan dua kali.
Terkait rasa kurma di kebunnya, dia mengatakan tergolong manis untuk standar kurma merah, sebab rata-rata kurma warna merah rasanya memang begitu. ‘’Kalau belum masak sempurna memang ada rasa sepatnya, tetapi kalau sudah masak sempurna rasanya manis sekali,’’ ujarnya.
Terkait persoalan yang dihadapi dalam membudidayakan kurma, dia mengatakan pertama untuk berbuah belum stabil, problem kedua hama kumbang tanduk terlalu banyak khususnya di kebun miliknya. ‘’Mudah-mudahan seiring berjalan waktu pohon-pohon kurma ini akan berbuah stabil,’’ tutupnya.(ose)
Laporan GEMA SETARA, Pekanbaru