KOTA (RIAUPOS.CO) - Berbagai macam hasil tangan berbentuk beragam bunga terlihat indah berwarna-warni di dalam pot berbentuk keramik, sepeda maupun berbahan mote dan replika rotan, di areal car free day. Bunga-bunga tersebut terbuat dari bahan akrilik (plastik yang menyerupai kaca).
Usaha bunga tersebut sudah digeluti Neni, sejak 2017 silam. Neni mengaku dulunya ikut pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan selama empat hari. Dalam pelatihan tersebut, diceritakannya ada pelatihan membuat hantaran dan bunga akrilik. ‘’Saya lebih suka bunga akrilik. Sehingga saya buat usaha bunga dari akrilik,’’ jelasnya.
Bunga-bunga hasil tangannya beraneka ragam. Ada bunga tulip, mawar, bonsai, lili, anggrek, kecubung dan lainnya. Ia kerap menjualnya di setiap car free day seperti yang dilakukannya Ahad (24/3).
Harga pertangkainya, dibanderol Rp15 ribu. Bunga bonsai Rp75 ribu dengan pot plastik biasa. Untuk berpot sepedaan dibanderol Rp85 ribu. Untuk bunga gantung dibanderol Rp165 ribu.
‘’Harga tergantung banyak dari bunga dan potnya. Kalau potnya keramik seperti bunga mawar dihargai Rp425 ribu. Kemudian dari rotan replika seperti bunga anggrek dihargai Rp225 ribu,’’ jelasnya.
Selain bunga, ada gantungan kunci, bros jilbab, gelang, bunga gantung, bunga dinding dan bunga meja serta sepedaan. ‘’Jika pembeli merasa tidak cocok dengan warna yang ada, bisa pesan dan disesuaikan, baik untuk bunga maupun pot sepeda,’’ terangnya.
Dikatakannya, gantungan kunci dibanderol Rp5 ribu sampai Rp15 ribu. Harga sepeda Rp45 ribu. Selain berjualan di CFD, setiap pekannya, ia juga terima pesanan di rumah. ‘’Kalau pesanan di Pekanbaru. Online malas, beribet kirim-kirimnya. Biasanya terima satu pot dan satu lusin bunga tangkai,’’ ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya, paling ramai penjualan saat musim Idul Fitri maupun natalan. ‘’Kalau hari-hari biasa paling yang suka sama bunga, meskipun sudah banyak di rumah tetap pesan,’’ lanjutnya.
Omzet yang didapatkan saat CFD sebutnya, paling tinggi Rp600 ribu dan minimal Rp300 ribu. Harapan, kata Neni, mempunyai galeri sendiri supaya bisa lebih banyak dibuat dan majangkan barang.
‘’Kalau sekarang siap jualan, letakkan di boks, baru buka lagi pas mau jualan,’’ ungkap Neni, Gang Masjid As-sada.(*3)