Masyarakat Mengadu Tentang Karhutla dan Insentif RT RW

Pekanbaru | Selasa, 25 Februari 2020 - 08:38 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau, khususnya Pekanbaru masih melanda. Buktinya pada, Ahad (23/2) dua hektare lahan kosong di Sri Meranti, Rumbai terbakar. Sebelumnya, pada 22 Januari  lahan10 hektare juga terbakar di Rumbai Pesisir. Polisi sudah memasang garis polisi pada, Sabtu (22/2).  Wilayah lain seperti Tenayan Raya, Payung Sekaki, Bukit Raya dan Tampan pun menjadi catatan karlahut.

Dalam pada itu, acara Sumatera Jungle Run yang digelar Polresta Pekanbaru mendatangkan tokoh masyarakat, untuk mengungkapkan permasalahan yang ada di wilayahnya. Menyampaikan kepada pejabat utama seperti Kapolda Riau Irjenpol Agung Setya, Kapolres Pekanbaru Kombespol Nandang Mu’min Wijaya dan polsek jajaran, Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi dan segenap pejabat lainnya.


Tokoh masyarakat dari Kelurahan Industri Tenayan, Safari mengatakan, salut dengan Pekanbaru yang digawangi oleh Wali Kota Firdaus dan Wawako Ayat Cahyadi. Dengan visi Kota Pekanbaru sebagai Smart City Madani. Artinya dengan berbagai latar belakang agama masyarakat kota Pekanbaru taat pada aturan dan agama.

"Perkembangan dan kenyamanan luar biasa. Namun, akhir-akhir ini ada yang menggelitik. Pertama, tentang karlahut. Tidak ingin lagi warga Pekanbaru ke Sumatera Barat. 2020 ini tidak ingin lagi," sebutnya yang juga imam Masjid Paripurna di Tenayan.

Safari juga menyampaikan, ada masalah lain seperti PLTU dan PLTG serta masalah perkebunan. Namun perhatian pemilik perkebunan tentang karlahut tidak ada. Harapannya, petinggi yang hadir dapat menyurati pemilik kebun untuk membuat spanduk tentang karlahut di sepanjang aliran sungai.

Sedangkan Asriyanto, Ketua RW di Kelurahan Sidomulyo Barat juga mengatakan, warga menginginkan petugas kepolisian melakukan patroli di sekitaran Arengka dan seputar Jalan Soekarno-Hatta yang rawan kriminalitas di malam hari.

Aduan lainnya yaitu tentang insentif RT RW yang  sempat macet. "Kiranya insentif yang dibayarkan tepat waktu. Terkadang saya ditanya sama ketua RT, bilo Pak turun gaji? Kan bingung saya jawabnya," sebutnya.

Menjawab itu, Wawako Pekanbaru Ayat Cahyadi menjelaskan, sesuai visi menjadikan Pekanbaru Smart City Madani. Melanjutkan dari periode pertama Metropolitan. Di antara bentuk-bentuk kegiatan yang smart city.

"Kami sudah melanjutkan pembangunan sesuai visi dan misi, dan kami mengharapkan masyarakat dapat mendukung program yang kami lakukan bersama Wako Pekanbaru," ujarnya.

Perihal insentif RT/RW Wawako menyebutkan, kalau anggaran sudah masuk tentu segera dibayarkan. "Pasti dibayar. Tetap tanggung jawab pemko," jelasnya.(s)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook