LIMAPULUH (RIAUPOS.CO) - DINAS Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru mengambil kebijakan akan memerger SD Negeri 87 Pekanbaru dengan sekolah lain. Hal ini dikarenakan, sekolah yang pernah meraih penghargaan Adiwiyata itu mengalami kekurangan murid.
Kepala Disdik Kota Pekanbaru Dr H Abdul Jamal MPd mengatakan SD Negeri 87 Pekanbaru tahun ini akan di merger dengan sekolah lain. Rencananya digabung dengan SD Negeri 74 Pekanbaru yang berada tidak jauh dari SD Negeri 87.
”Tahun ini dimerger SDN 87, karena kekurangan murid. Jadi nanti dua sekolah yang dimerger akan ditetapkan Plt kepala sekolahnya siapa, sedangkan kepala sekolah di kedua sekolah itu ditarik dulu,” ujar Abdul Jamal, kemarin.
Riau Pos, Selasa (22/8) lalu sempat berkunjung ke SDN 87 Pekanbaru yang berada di Jalan Hang Tuah, Kelurahan Sekip, Kecamatan Limapuluh.
Tidak seperti suasana di sekolah lain, yang biasanya ramai dengan anak-anak didik yang sedang bermain atau mengikuti kegiatan belajar dan mengajar di kelas, suasana di SDN 87 terlihat sepi. Di area parkiran dalam sekolah, cuma ada dua sepeda motor guru.
Wakil Kepala SDN 87 Pekanbaru Husnil Khatimah SPd kepada Riau Pos mengakui sepinya sekolah tersebut. ”Memang sepi seperti ini, total siswa mulai kelas 1 hingga kelas 6 hanya sebanyak 40 orang saja,” terangnya.
Adapun untuk kelas 1 yang baru masuk PPDB tahun ini Karena kelurangan siswa sepanjang tahunnya. SD negeri 87 tersebut akan di merger dengan SD negeri 74 Pekanbaru. Sekolah ini berada tiak jauh dari SD negeri 87 Pekanbaru.
“Informasi tentang mau dimerger ke sekolah sebelahnya, kami memang sudah mendengar kabar itu. Tetapi tidak tahu kapan waktunya. Kami sebagai guru yang menurut saja kebijakan dinas,” terang dia sambil menjelaskan SDN 87 Pekanbaru sudah berfungsi sejak sekitar tahun 1982. Saat itu, jumlah muridnya bisa mencapai ratusan.
Husnil memperkirakan kurangnya kuota anak baru yang masuk di sekolah ini, karena ada beberapa SD negeri lain yang berjarak tidak begitu jauh dari sekolah tempat dia mengajar tersebut.
Sementara itu, para orang tua memberikan penilaian yang berbeda-beda tentang rencana pemerintah yang akan gabungkan tempat anaknya bersekolah itu dengan sekolah lain. Mereka ada yang setuju namun banyak yang tidak setuju. Alasannya karena anaknya sudah terbiasa di sekolah itu.
”Kalau bisa jangan bergabung, karena anak sudah terbiasa di sekolah ini,” ungkap Susta Ernawati salah saru orang tua murid kelas dua SDN 87 Pekanbaru.
Disamping kekurangan kuota, sekolah ini juga masih kekurangan guru. Khususnya untuk guru pengajar pelajaran bahasa Inggris dan guru olahraga. Alhasil guru yang ada diberdayakan merangkap untuk mengajar pelajaran olahraga dan pelajaran bahasa Inggris.
Guru di sekolah ini yang bersatus PNS sebanyak tiga orang guru, guru PPPK dua orang dan dua orang status honorer termasuk penjaga sekolah yang sudah bertugas sejak tahun 2004 silam namun tak kunjung diangkat jadi PNS pada masa itu.(yls)
Laporan JOKO SUSILO, Limapuluh