PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Galeri Hang Nadim (GHN) kembali menyelenggarakan pameran seni rupa. Setelah menaja pameran Rupa, Drawing, Kartun+Kaligrafi (Rudraka) I pada 19 Januari sampai 19 Februari 2020, kini pameran kedua bertajuk Komik Yong Dolah digelar pada 22 Februari sampai 22 Maret 2020.
Komik Yong Dolah yang terkenal di Bengkalis dikomikkan oleh Komikus Riau Furqon Elwe dan Adi Bagong. Telah memiliki 14 cerita. Pameran berada di Galeri Hang Nadim, Anjungan Kampar, Bandar Seni Raja Ali Haji (Serai) jalan Jenderal Sudirman. Dibuka pukul 10.00 WIB hingga Tampilkan 14 Cerita pukul 16.00 WIB. Untuk malam menyesuaikan.
Begitu memasuki pelataran anjungan, pengunjung harus melewati anak tangga. Sampai di lantai II, di situlah pameran Komik Yong Dolah. Untuk bisa menikmati 14 cerita komik tersebut, pengunjung tidak perlu khawatir merogoh kocek. Gratis. Cukup mengisi buku tamu.
Buku tamu berada di sisi kiri dari pintu masuk. Usai mengisi buku tamu berbagai cerita tersaji. Di layar klasik hitam putih itulah berbagai tokoh berperan.
Adapun 14 cerita Yong Dolah di antaranya, jika pengunjung dari tengah akan ada cerita Pemburu Terligat, Pebisnis Walet. Sedangkan jika dari sisi kiri akan ada banyak cerita. Di antaranya Balik ke Bengkalis, Sepatu Jepang, Haji Monas, Bubur Kacang, Lift, Bertinju Lawan Muhammad Ali, dan Kenduri Orang Buta.
Lalu jika ke sebelah kanan terdapat kedai kopi Yong Dolah, tempat dimana ia bersastra lisan. Selain itu ada sajian cerita Pergi ke Amerika, Main Bola, Mengusir Belanda, dan Hantu Pekak.
Saat pembukaan pameran pada Sabtu malam turut hadir Budayawan Riau Datuk Seri Al azhar, Dekan Fakultas Budaya Unilak Hang Kafrawi, seniman Willi FWI dan seniman/budayawan Jon Kobet. Pembukaan berada di lantai dasar.
Pengurus Galeri Hang Nadim (GHN) Furqon Elwe mengatakan, pameran komik merupakan pameran kedua dari GHN. Pertama, pameran Rudraka I. Kedua, pameran Komik Yong Dolah.
"Pameran Komik Yong Dolah merupakan adaptasi visual dari cerita-cerita Yong Dolah dari Bengkalis. Awalnya sebagai sastra lisan karena belum ada yang mengangkat sebagai komik, maka kami angkat," sebutnya.
Katanya, komik digarap dari berbagai sumber sejak 2012. Baik dari buku, internet, seniman dan lainnya. Kemudian, selesai pada 2013.
"Pada 2020, GHN akan mengagendakan pameran selama setahun dengan pameran yang berbeda. Mohon dukungan semangat dan dukungan doa. Mudahan GHN kuat mengemban," jelasnya.
Alasan memilih komik sebagai seni yang dipamerkan, karena pertimbangan dari cerita komik itu sendiri. Itu terdapat di visi GHN yangmana mengangkat dari kisah Melayu klasik agar memiliki nilai tinggi dan berguna bagi martabat bangsa.
Selanjutnya Budayawan Riau GHN Al azhar mengatakan, adanya pameran untuk mendudukkan tradisi pameran seni rupa dan lainnya. Tidak ada sesuatu yang diciptakan seketika. Untungnya GHN berangkat dari situasi apa adanya. Dari ketiadaan tak ada menjadi ada.
"Ini sebagai satu tempat yang menjadi peluang subur kepada khalayak. Mari kita sambut sewajarnya. Kedua, tahniah kepada Furqan dan Adi yang sudah menghidupkan tradisi Yong Dolah," ucapnya.
Yong Dolah hidup dari tahun 1930 sampai 1975. Kemampuan bertuturnya luar biasa di kedai kopi. Sehingga dalam pameran komik pun terdapat kedai kopi Yong Dolah.
Dikatakannya lagi, pameran komik yang digelar oleh dua komikus termasuk pekerjaan seni yang menantang. "Mengapa menantang? Sebab figur Yong Dolah itu sangat terkenal. Ceritanya sangat lekat dengan Melayu. Nah, sekarang diceritakan dari yang awalnya lisan, verbal (bahasa) lalu gambar (komik). Tantangannya adalah apakah media gambar mampu menampilkan semangat Yong Dolah," ucapnya.
Lebih lanjut, kedua komikus tersebut berhasil mengatasi tantangan tersebut. Sekali lagi Al azhar pun mengucapkan selamat. "Siapa pun yang datang ke sini akan menyaksikan tiga figur diantaranya figur Yong Dolah yang dihidupkan dalam pameran kali ini. Kemudian figur visualitator Adi Bagong dan Furqon. Dari sini kita melihat bagaimana proses yang mereka jalani," ujarnya.
Kemudian, GHN tidak hanya menampilkan karya namun memperlihatkan kepada pengunjung tentang bagaimana karya itu diproses. Sehingga terdapat dimensi pendidikan dan dimensi dialog.
"Mari kita ngopi bareng di GHN bersama cerita Yong Dolah dan ceritanya yang direpresentasikan oleh dua komikus hebat di Riau," ajaknya.
Al azhar pun mengajak yang datang untuk memanjatkan doa Al Fatihah. Setelah itu meresmikan Pameran Komik Yong Dolah lalu meninjau 14 cerita komik Yong Dolah di Lantai II Anjungan Kampar. Bagi yang penasaran bisa langsung mengunjungi pameran.(s)
Laporan: SOFIAH