TINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGAN HEMODIALISIS YANG TEPAT

RS Awal Bros Pekanbaru Edukasi Kesehatan

Pekanbaru | Jumat, 24 Januari 2020 - 11:40 WIB

RS Awal Bros Pekanbaru Edukasi Kesehatan
edukasi: dr Ramzi Asrial SpB (K) V terlihat memberikan edukasi kesehatan tentang mengenali A-Z akses vaskular cuci darah di RS Awal Bros Pekanbaru, Kamis (23/1/2020). (prapti dwi lestari/ riau pos)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Memperingati Hari Gizi Sedunia, RS Awal Bros Pekanbaru kembali mengedukasi masyarakat dalam seminar bertema “Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien dengan Hemodialisis yang tepat” di Awaloeddin Function Hall lantai A, Kamis (23/1).

Tak tanggung-tanggung, RS Awal Bros Pekanbaru menghadirkan dua orang narasumber terkemuka di antaranya, dr Ramzi Asrial, SpB (K) V dengan materi “Kenali A-Z akses vaskular untuk cuci darah" dan juga dr Nurhasanah SpGK dengan materi terapi gizi pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis.


Menurut Manajer Penunjang dan Pelayanan Medis dr Vandra Yovano MARS, kegiatan ini sebagai langkah edukasi yang selalu rutin diberikan RS Awal Bros Pekanbaru agar pasien dan keluarganya lebih mengenal penanganan tepat dalam hemodialisis.

Apalagi, penyakit ginjal sangat erat kaitannya dengan cuci darah sehingga edukasi kesehatan seperti saat ini sangat penting diberikan sebagai langkah antisipasi serta penanganan yang tepat saat keluarga tercinta didiaknosis mengalami penyakit tersebut.

"Kita juga kumpulkan komunitas ginjal, yang bertujuan agar mereka bisa saling sharing. Kami juga ingin bisa menjalani bersama, dan saling berbagi pengalaman, bagaimana hidup dengan hemodialisis," kata Vandra

Sementara itu dr Ramzi Asrial SpB (K) V menjelaskan, sebagian besar penderita gagal ginjal yang melakukan penolakan terhadap cuci darah atau hemodialisis cepat sekali mengalami kemerosotan fisik dan mental akibat keterlambatan mempersiapkan akses cuci darah.

Faktanya, saat ini mesin cuci darah sudah terjadi hampir di semua negara dan kota di Provinsi Riau biaya cuci darah telah ditanggung oleh pemerintah melalui BPJS, sehingga pasien tidak sendiri karena ada jutaan orang saat ini yang mengalami kondisi mesin cuci darah 2 kali seminggu.(ayi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook