PENDIDIKAN

Ini Cara Pelajar SMAN 9 Pekanbaru Cegah Perundungan dan LGBT

Pekanbaru | Minggu, 22 Oktober 2023 - 17:19 WIB

Ini Cara Pelajar SMAN 9 Pekanbaru Cegah Perundungan dan LGBT
Perwakilan siswi SMAN 9 Pekanbaru Raden Anggun Salsabilla saat menyampaikan orasi di area CFD, Ahad (22/10/2023). (HUMAS SMAN 9 PEKANBARU UNTUK RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Ratusan pelajar kelas 10 SMAN 9 Pekanbaru berkumpul di halaman Kantor Gubernur Riau, Ahad (22/10/2023) pagi. Kedatangan siswa dan siswi itu untuk menggelar senam dan melakukan orasi kesehatan mental. 

Sebelum melakukan orasi, para pelajar terlebih dahulu melakukan senam sehat P5 (projek penguatan profil pelajar Pancasila). Usai melaksanakan senam, seluruh peserta berjalan kaki menuju area Car Free Pekanbaru (CFD). Lokasinya, tepat berada di bundaran tugu zapin. Sejumlah pelajar mulai berorasi. Menyampaikan pencegahan LGBT, perundungan (Bulying), anxiety dan stress, serta self harm (menyakiti diri sendiri). 


"Berdirinya kami di sini untuk mewakili para korban perundungan. Kami menyuarakan keluh kesah korban aksi bulying dan cyber bulying. Permasalahan ini sudah mengkhawatirkan dan memperihatinkan, terutama pada lingkungan sekitar dan media sosial," ujar seorang siswi kelas 10 SMAN Pekanbaru, Raden Anggun Salsabilla.

Dia menjelaskan, kondisi saat ini cyber bulying sedang marak. Kondisi ini dibarengi perkembangan teknologi yang semakin pesat. 

"Cyaber Bulying sering terjadi di dunia maya. Hal ini dapat terjadi di media sosial seperti Instagram, Twitter, Tiktok. Selain itu bisa terjadi melalui platform chatting Whatsapp dan Telegram. Kondisi ini bisa berdampak buruk bagi kehidupan sosial dan psikologis korban," ucapnya. 

Dalam orasi itu juga disampaikan cara menghindari perilaku LGBT, yakni dengan cara menjaga kesucian diri dan menghindari tindakan yang bisa merusak moralitas. 

"Dari segi agama, kita harus meningkatkan iman dan taqwa, guna untuk merubah perilaku dan menjauhi dari segala bentuk dosa. LGBT juga dapat dihindari melalui didikan orang tua sejak dini. Pertama anak perempuan harus mendapatkan rasa kasih sayang dari ayahnya, dan tidak memperlakukan anak laki-laki seperti memperlakukan anak perempuan," sebutnya. 

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 9 Pekanbaru Dra Darmina MPd mengatakan, tujuan kegiatan ini sesuai Kurikulum Merdeka. Tema  yang diusung adalah "Bangunlah Jiwa Raga. Adapun topik yang dipilih yakni "Merangkul dengan Cinta". 

"Jadi satu di antara cara membangun jiwa sehat adalah dengan kegiatan senam sehat P5 dan kegiatan Orasi Kesehatan Mental," kata Darmina di lokasi acara. 

Dijelaskannya, P5 merupakan program Kurikulum Merdeka dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelumnya, para siswa telah mempelajari senam sehat dan cara bertutur kata. 

Selain itu, para siswa juga  mempelajari dan berorasi terkait pencegahan LGBT, perundungan, Anxiety dan stress, serta self harm. Terkait pencegahan tersebut, pihaknya juga telah melakukan kerja sama dan menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten dari rumah sakit dan lembaga terkait lainnya. 

"Setiap hari Jumat dan hari Senin kami mengundang narasumber ke sekolah. Ini untuk memberi pemahaman kepada siswa agar bisa mencegah perundungan, LGBT, anxiety dan stress, juga self harm. Kami berharap, dengan adanya kegiatan ini, dan adanya Kurikulum Merdeka yang telah ditetapkan pemerintah bisa mencegah hal-hal negatif, baik itu di lingkungan sekolah dan di luar sekolah," ujarnya. 
 

Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook