Deretan meja dengan paduan warna warni masih tetap eksis di antara pembangunan flyover. Lokasi yang ditandai dengan tempat pedagang meja rendah atau yang dikenal dengan sebutan meja oshin, di Jalan HR Soebrantas tetap eksis berjualan meski harus rela digusur oleh Satpol PP.
Dampak dari pembangunan jembatan layang (flyover) pedagang diharuskan pindah ke kawasan lain, namun para pedagang masih bingung harus pindah ke mana
“Saya tidak tahu harus ke mana jika digusur,” ujar Evi salah satu pedagang meja oshin kepada Riau Pos, Kamis (21/6).
Evi, salah satu pedagang yang menggantungkan hidupnya berjualan meja oshin mengaku, hingga kini dirinya tidak yakin jika dagangannya laris terjual jika pindah dari lokasi saat ini.
“Di sini jadi ikon tempat penjualan meja oshin,” ujarnya.
Penggusuran menjadi hal biasa yang dihadapi Evi, begitu juga pedagang lain yang menjajakan dagangannya. Pernah Evi membuka toko berjualan meja oshin. Namun pendapatannya jauh berkurang dibandingkan jika berjualan di lokasi sebelumnya.
Saat membuka toko, Evi hanya bisa menjual satu hingga tiga meja sehari, terkadang tidak satupun meja laku terjual. Berbeda jika berjualan di bahu Jalan HR Soebrantas, dirinya mengaku para pengendara yang melintas bisa melihat meja meja oshin dengan jelas. Tak ayal mereka berhenti dan membeli.
Tahun ini, pendapatan yang diterima Evi saat Ramadan dan menjelang Idulfitri mengalami peningkatan dibandingkan hari hari biasa. “10-20 meja terjual setiap hari,” ujarnya.
Evi mengaku belajar membuat meja ini, sebelumnya melihat pedagang dari Jambi berjualan meja meja rendah tersebut. Secara mandiri, Evi bersama suami mulai belajar membuat meja, proses belajar tidak mengalami kesulitan, karena sebelumnya dia sudah membuat tangga dari kayu sebagai mata pencariannya sebelum beralih ke meja oshin.(cr4/gem)
Laporan TIM RIAU POS, Kota