PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Warga Kota Pekanbaru meminta agar pemerintah kota segera menertibkan pengemis, gelandangan dan pedagang asongan di sejumlah lokasi di persimpangan lampu merah di Kota Pekanbaru. Apalagi pengemis dilakukan oleh anak-anak.
"Banyak pengemis marak di persimpangan lampu merah di beberapa titik di Pekanbaru, terutama di persimpangan lampu merah Jalan Gajah Mada dan di sejumlah persimpangan lampu merah lainnya. Para pengemis usia mulai dari anak bawah umur,"kata salah seorang warga Teguh (25), Jumat (20/12).
Dijelaskannya, aksi mengemis dan dengan modus menjual tisu, jualan kue-kue basah, kerupuk di perempatan lampu merah sangat mengganggu dan merusak estetika Kota Pekanbaru. "Para pengemis dan gelandangan perlu ditertibkan karena selain merusak estetika juga membuat pengendara risih. Bahkan mereka sudah berada di perempatan jalan dengan lampu pengatur lalu lintas itu, mulai pagi hingga sore, bahkan hingga malam hari,"ujarnya.
Menurutnya, sejumlah pengemis dari kalangan anak-anak itu dikoordinasikan oleh orang dewasa. Aksi mereka selalu dipantau, sehingga anak-anak pengemis itu tidak merasa takut.
Untuk itu, Pemko Pekanbaru perlu memantau dan menangkap orang yang mengkoordinator anak-anak yang mengemis di jalanan. Pelaku harus diproses hukum karena telah mengeksploitasi anak untuk mengemis.
"Apalagi kalau setiap Jumat, banyak anak pengemis di Jalan Diponegoro. Bahkan ia juga masuk ke Masjid Annur mengemis di area dalam masjid. Sempat pernah diusir oleh pengurus Masjid Annur tetapi mereka malah marah ke pengurus masjid. Ini perlu dilakukan penertiban. Tidak mungkin meraka berani seperti itu kalau tidak ada yang koordinatornya," katanya.(ade)
Laporan DOFI ISKANDAR, Kota