(RIAUPOS.CO) - Pembangunan jembatan layang depan Pasar Pagi Arengka masih terus berlangsung, namun tidak memerhatikan kondisi lingkungan sekitar. Pasalnya, sisa material pengerjaan dibuang ke dalam saluran air atau drainase.
Hal ini terjadi di drainase Jalan HR Soebrantas tepatnya depan Kantor Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSA) Provinsi Riau. Di lapangan terlihat bongkahan meterial semen sisa pengecoran memenuhi saluran air tersebut.
Tak hanya itu saja, meterial tersebut menumpuk setinggi sekitar setengah meter di dalam drainase sepanjang dua puluh meter. Kondisi menyebabkan aliran air tersendat dan dikhawatirkan menimbulkan kebanjiran di Kota Bertuah.
Abdi, salah seorang warga mengaku, prihatin dengan tumpukan sisa meterial pembangunan flyover. Dia menyebutkan, sisa meterial tersebut dibuang beberapa waktu lalu para pekerja ketika awal pengerjaan.
“Saya lihat, mobil-mobil molen membersihkan sisa semen pengecoran ke drainase pada malam hari. Sekarang sudah mengeras semennya,” ungkapnya kepada Riau Pos, Ahad (19/8) kemarin.
Senada juga dikatakan Dani, dia meminta Pemko Pekanbaru untuk memberikan teguran kepada kontraktor menggesa pembangunan, karena tidak memerhatikan dampak lingkungan.
Terpisah Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru, A Saat ketika dikonfirmasi Riau Pos mengatakan, pihaknya akan melakukan pengecekan ke lapangan untuk mengetahui sisa material yang dibuang ke saluran air.
Ditegaskan Saat, siapa pun tidak dibenarkan membuang material, sampah atau lainnya ke saluran air. Karena, drainase tersebut dipelihara oleh Dinas PUPR Kota Pekanbaru. “Mau berfungsi atau tidak drainase itu. Tidak dibenarkan membuang sisa material ke sana. Karena akan berdampak pada kelancaran aliran air,” imbuhnya.(gem)