Lengkungan di Flyover Pasar Pagi Arengka

Pekanbaru | Kamis, 20 Februari 2020 - 09:09 WIB

Lengkungan di Flyover Pasar Pagi Arengka
Dari bawah flyover Pasar Pagi Arengka terlihat bagian bawah, tepatnya batang "V" dari baja siku, sudah melengkung, atau tertekuk. Foto diambil belum lama ini. (RONY ARDIANSYAH FOR RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Terkait masalah bagian bawah Fly Over Pasar Pagi Arengka  Dosen UIR Ir Rony Ardiansyah MT IPU menjelaskan, bahwa batang “V” yang melengkung pada fly over Simpang Pasar Pagi Arengka tiada lain adalah “Gelagar diafragma”. Gelagar ini berperilaku sebagai balok horizontal untuk menahan gaya lateral dan gaya-gaya unbalance yang terjadi di sepanjang bentang melintang gelagar. Sebelum mempersoalkan apakah batang diafragma yang melengkung cukup membahayakan konstruksi fly over secara keseluruhan, marilah kita lihat perilaku elemen struktur ini secara teoritis.

Untuk itu rational analysis diperlukan dalam perhitungan gaya-gaya lateral pada diafragma. Diafragma ini berperan sebagai konektor tranversal. (Design of Highway Bridges, Richard M Barker, 1997). Dengan perilakunya sebagai konektor tranversal diafragma mempunyai tiga fungsi sebagai berikut: Mentransver gaya lateral angin ke gelagar, dan dari gelagar ke bearing; Memberikan kestabilan flens balok atau girder pada masa erection dan penempatan gelagar; Mendistribusikan gaya-gaya mati dan hidup vertikal kepada balok-balok atau girder-girder pada arah memanjang.


Apabila gelagar induk dibebani, tanpa ada elemen struktur yang namanya diafragma, maka gaya-gaya reaksi akan terdistribusi tidak merata. Girder atau gelagar Induk akan memberikan reaksi paling besar dibandingkan girder-girder lain. Apabila jumlah girder semakin banyak, maka girder yang terletak paling jauh dari girder tersebut akan semakin sedikit memikul gaya akibat beban yang bekerja.

Yang harus dipertimbangkan dalam menganalisis kebutuhan diafragma adalah (tetapi tidak terbatas pada) hal-hal berikut: Transfer gaya lateral angin dari bawah jembatan ke gelagar dan dari gelagar ke bearing. Stabilitas dari flange bawah profil terhadap semua gaya yang mengakibatkan tekan. Stabilitas flange atas profil (dalam keadaan tertekan) sebelum masa perawatan gelagar. Distribusi gaya hidup dan mati vertikal yang dibeban-kan pada struktur. (AASHTO 3rd Edition 2004, pp. 6-47)

Analisis Rigorous memperlihatkan bahwa pada kasus-kasus praktis dua intermediate diaphragm yang dipasang sepanjang bentang akan memberikan hasil yang optimal yang memberikan hampir semua keuntungan dari pemasangan diafragma. Penambahan jumlah diafrgma hanya akan memberikan keuntungan lanjutan yang tidak signifikan. (Commentary of Ontario Highway Bridge Design Code, 1983, C3–4.6, pp.74)

Untuk jembatan-jembatan tipe shallow superstructure, pengaruh diafragma yang dipasang diantara tumpuan-tumpuan dapat diabaikan. Untuk jembatan yang menggunakan girder tipe box, efek semua diafragma yang dipasang harus dipertimbangkan. (Ontario Highway Bridge Design Code, 1983, A3–1.f, pp.110)

Diafragma merupakan elemen yang ditempatkan pada elemen lain atau pada sistem superstructure untuk mendistribusikan gaya-gaya serta untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuan sistem. Lebih khusus pada jembatan, diafragma bearti komponen tranversal jembatan yang menghubungkan balok-balok atau girder-girder pada arah memanjang yang bersebelahan.(jrr)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook