INDRA YOVI: INI WARNING BAGI KITA

Dua Pasien Positif Meninggal di Riau, Salah Satunya Balita

Pekanbaru | Jumat, 19 Juni 2020 - 09:24 WIB

Dua Pasien Positif Meninggal di Riau, Salah Satunya Balita
Petugas mengambil sampel darah pada rapid test drive thrue yang digelar Ditlantas Polda Riau sempena Hari Bhayangkara ke-74 di Bandar Seni Raja Ali Haji, Pekanbaru, Kamis (18/6/2020).(MHD AKHWAN/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- JURU Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi mengumumkan adanya temuan klaster baru di Riau. Yakni di Kota Pekanbaru. Padahal beberapa waktu belakangan ini sudah tidak ditemukan pasien positif Covid-19 di Kota Bertuah.

"Secara umum, ada penambahan enam pasien positif Covid-19 di Riau, per hari Kamis (18/6). Dari enam pasien positif tersebut, empat di antaranya di Pekanbaru dan merupakan klaster baru. Yakni dari BRI di Pekanbaru atau disebut klaster BRI," kata Indra Yovi.


Dijelaskan Indra Yovi, ditemukannya klaster ini bermula dari didapatkannya informasi ada warga Riau yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Batam, Kepulauan Riau pada Rabu (17/6) lalu. Pasien tersebut berinisial DH.

Yang bersangkutan merupakan salah satu karyawan bank BUMN di Pekanbaru.

"Saat masih berada di Riau, DH masih berstatus sebagai orang yang harus menjalani karantina mandiri karena berdasarkan pemeriksaan rapid test saat ia akan pergi ke Batam dia reaktif. Dia berjanji akan menjalani isolasi secara mandiri. Namun ternyata ia sudah sampai di Batam, atau tidak menjalankan komitmen isolasi mandiri," sebutnya.

Setelah adanya informasi karyawan bank tersebut positif, pihaknya langsung melakukan rapid test kepada rekan kerjanya di Pekanbaru. Dari pelaksanaan rapid test tersebut, 25 orang reaktif dan dilakukan swab. Hasilnya tiga orang positif.

"Setelah ditemukannya tiga pasien positif tersebut, kami langsung melakukan tes swab kepada 125 pekerja lainnya. Tidak hanya karyawan bank, namun juga pekerja dari pihak ketiga atau outsourcing. Untuk yang tes swab 125 orang ini, hasilnya akan keluar besok (hari ini, red)," sebutnya.

Sementara itu, dengan adanya enam pasien positif Covid-19 di Riau per hari Kamis (18/6). Total pasien positif Covid-19 di Riau saat ini menjadi 134 dari sebelumnya 128. Pasien positif ke-129 yakni seorang bayi berusia 9 bulan warga Indragiri Hilir (Inhil). Hingga saat ini, belum diketahui dari mana bayi tersebut tertular. Pasalnya tidak memiliki riwayat perjalanan atau kontak dengan pasien positif sebelumnya.

"Sebelum meninggal dunia dan diketahui positif Covid-19, bayi ini sempat sakit demam dan pilek. Kemudian ia juga sempat dibawa orangtuanya berobat ke bidan dan dokter di Tembilahan," sebutnya.

Sementara itu, untuk pasien positif ke-130 berinisial IA (28), juga warga Inhil. Yang bersangkutan adalah seorang tenaga kesehatan di RSUD Puri Husada Tembilahan.

"Untuk pasien ke-131, 132 dan 133 ketiganya merupakan warga Kota Pekanbaru. Mereka adalah pengembangan dari kasus pasien positif Covid-19 warga Riau yang saat ini dirawat di Batam yang merupakan karyawan bank," jelasnya.

Untuk pasien positif ke-134 yakni NJ (40), warga Pekanbaru. Pasien ini meninggal dunia pada Rabu kemarin di Rumah Sakit Ibnu Sina Pekanbaru sebelum akhirnya diketahui positif Covid-19.

"NJ ini memiliki riwayat perjalanan dari Provinsi Sumatera Selatan. Total pasien positif Covid-19 yang masih dirawat di Riau saat ini sebanyak 13 orang dan delapan orang meninggal dunia," sebutnya.

Dengan ditemukannya klaster baru tersebut, ujar Indra, dia  meminta kepada masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan. Pasalnya, saat ini sudah banyak masyarakat yang tidak lagi menerapkan protokol kesehatan setelah beberapa waktu lalu tidak lagi ditemukan pasien positif Covid-19 di Riau.

"Ini adalah warning bagi kita. Angka-angka penurunan pasien positif beberapa waktu seharusnya membuat kita harus lebih waspada. Bukan malah tidak menerapkan protokol kesehatan," ujarnya.

Tidak Berhubungan dengan Nasabah
Sementara itu Pimpinan Cabang BRI Pekanbaru Yudi Wahyudi menjelaskan, tiga orang yang dimakud tersebut adalah outsourching BRI yang sama sekali tidak melayani nasabah. Dari ketiga orang itu, dua di antaranya adalah pramubakti, dan satunya lagi adalah teknisi gedung.

"Yang tiga ini pihak ketiga atau outsourching kami, bukan pekerja bank. Jadi nggak ada berhubungan dengan nasabah. Pekerjaannya seperti antar surat, ganti lampu dan lain-lain. Sekali lagi itu bukan pegawai BRI," ungkapnya.

Ketika ditanya terkait pegawai yang sebelumnya, Yudi menegaskan ketiga orang tersebut sama sekali tidak ada kaitan secara langsung dengan DH.

"Bahkan rekan setimnya sama sekali tidak ada yang kena. Yang tiga ini tidak ada hubungannya, bahkan bukan atasan dan bawahan," jelas Yudi.

Terkait protokol kesehatan, Yudi mengungkapkan pihaknya telah melaksanakan protokol sesuai dengan anjuran pemerintah. "Protokol sudah kami jalankan. Kami bisa mencegah dari dalam, tapi kalau dari luar kan tidak tahu. Bisa kena dari pasar, ketemu orang, dan lain-lain," tuturnya.

Pelayanan Dialihkan ke Kantor Lain
Terkait ditemukan kasus positif corona di bank BUMN di Pekanbaru, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riau Yusri menjelaskan,  pihaknya telah berdiskusi dengan pimpinan bank terkait. Pelayanan akan dialihkan ke kantor terdekat.

"Kebetulan di Pekanbaru, bank tersebut punya kantor yang cukup banyak sehingga pelayanan nasabah ke masyarakat tetap bisa dilakukan dengan baik. Silakan bertransaksi ke bank tersebut secara wajar dan normal," ujar Yusri, Kamis (18/6).

Selain itu, Yusri mengatakan pihaknya telah memberikan instruksi kepada industri jasa keuangan di bawah OJK untuk menyiapkan protokol Covid-19. Ia mengimbau masyarakat tidak khawatir. Dia juga menegaskan, meskipun ada kasus positif di lingkungan BUMN, secara finansial tidak ada masalah sama sekali.

"Secara nasional, dalam semua BUMN yang ada dalam kondisi baik, normal, dan kuat," katanya.

Selain itu, Yusri menegaskan pihaknya akan mengawasi bagaimana bank tersebut dalam memberikan pelayanan ke masyarakat, sehingga masyarakat tidak perlu resah.

Gubri Tak Perlu Dikarantina
Di sisi lain Indra Yovi, memastikan Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar tak perlu dilakukan karantina pascakepulangannya dari Jakarta, Kamis (18/6). Pasalnya, Gubri sudah langsung dilakukan rapid test dan hasilnya nonreaktif.

"Kalau nonreaktif berarti sudah aman," sebutnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, di tengah kondisi beberapa wilayah di Indonesia masih terus terjadi penambahan jumlah pasien positif Covid-19, Gubri melaksanakan kegiatan kedinasan di DKI Jakarta. Gubri berada di Jakarta sejak Selasa (16/6) lalu dan kembali ke Riau Kamis (18/6) pagi.

"Pak Gubernur di Jakarta sudah sejak Selasa, beliau ke Jakarta ada kegiatan bertemu dengan anggota DPR RI dapil Riau. Kemudian menyempatkan diri juga untuk berkunjung ke kantor Badan Penghubung Riau," kata Kepala Badan Penghubung Riau, Erisman Yahya, Rabu (17/6).

Secara Nasional Bertambah 1.331 Orang
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 per Kamis (18/6). Totalnya menjadi 42.762 setelah ada penambahan sebanyak 1.331 orang. Kemudian untuk pasien sembuh menjadi 16.798 setelah ada penambahan sebanyak 555 orang. Selanjutnya untuk kasus meninggal menjadi 2.339 dengan penambahan 63.

Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak 20.650 pada hari sebelumnya, Rabu (17/6) dan total akumulasi yang telah diuji menjadi 580.522 Adapun uji pemeriksaan tersebut dilakukan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) di 121 laboratorium, tes cepat melokuler (TCM) di 88 laboratorium dan laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 228 lab. Sedangkan untuk jumlah orang yang diperiksa per hari ini ada 10.381 dan akumulasinya menjadi 358.659. Dari pemeriksaan keseluruhan, didapatkan penambahan kasus positif per hari ini sebanyak 1.331, negatif 9.050 sehingga secara akumulasi menjadi positif 42.762 dan negatif 315.897.

"Hasil positif yang kami periksa terkonfirmasi sebanyak 1.331 orang, sehingga totalnya kasus positif ini menjadi 42.762 orang," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19,Achmad Yurianto, kemarin.

Menurut Yuri, angka ini tidak tersebar merata di seluruh Indonesia, melainkan ada beberapa wilayah yang memiliki kasus penambahan dengan jumlah tinggi, namun ada beberapa yang tidak sama sekali melaporkan adanya penambahan kasus positif. (sol/a/yus/ted)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook