Antar Suami ke Bandara, Istri Terseret Arus Parit

Pekanbaru | Rabu, 19 Juni 2019 - 11:40 WIB

Antar Suami ke Bandara, Istri Terseret Arus Parit
BASARNAS FOR RIAU POS EVAKUASI KORBAN: Petugas Basarnas mengevakuasi Yeni Riski Purwati (27), warga Jalan Suka Karya yang hanyut di Jalan Lobak dan ditemukan di Jalan Swadaya saat hujan mengguyur Pekanbaru, Selasa (18/6/2019).

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Hujan yang mengguyur Kota Pekanbaru sejak dini hari Selasa (18/6) hingga pukul 11.00 WIB membuat beberapa wilayah terendam banjir. Wilayah langganan banjir tersebut ada di seputar Panam, Soebrantas, Delima, dan Lobak.

Banjir kali ini sangat mengejutkan. Sebab, memakan korban jiwa. Yakni Yeni Rizki Purwati (27) istri dari Anto (30). Peristiwa itu terjadi di parit besar, Jalan Lobak, Kecamatan Tampan, sekitar pukul 04.30 WIB.

Baca Juga :Drainase Pasar Induk Harus Segera Dibangun

Sang suami korban sempat meminta tolong kepada warga sekitar agar melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Tampan. Seorang warga, Hera (50) mengatakan, ibu-ibu setempat mendengar teriakan minta tolong. Namun, tidak bisa berbuat banyak, sebab tidak ada laki-laki di sekitar. Sehingga mencoba membantu melalui telepon seluler melapor ke polisi dan pihak lainnya.

“Polisi dan Basarnas serta pihak terkait membobol tembok guna menyelamatkan korban,” jelasnya.

Menurut Kapolsek Tampan AKP Juper Lumbantoruan mengatakan kejadian tersebut bermula, ketika sang istri akan mengantar suaminya ke Bandara Sultan Syarif Kasim II, melewati Jalan Lobak. Suami korban bekerja di Sampit, Kalimantan Tengah. Pasangan suami istri yang baru sembilan bulan menikah itu asal Desa Dayo, Kecamatan Tandun, Rokan Hulu yang tinggal di Suka Karya, Kualu,  Kecamatan Tambang, Kampar.

“Saat melintasi Jalan Lobak, pada saat itu istri korban mengatakan untuk melewati jalan ini (genangan air ) berjalan kaki saja. Begitu melewati genangan air korban tergelincir dan terseret arus parit. Saat itu juga suami korban berusaha mengejar istrinya yang hanyut terbawa arus. Namun, karena arus terlalu deras, genggaman suami tidak berhasil,” ujarnya.

Mendapat laporan, Kapolsek langsung berkoordinasi dengan anggota dan turun ke lokasi kejadian, dengan Tim Damkar dan Basarnas Kota Pekanbaru.

“Sekitar pukul 07.15 WIB Damkar dan Basarnas Kota Pekanbaru sampai di TKP. Kemudian kami beserta warga menelusuri aliran parit tersebut,” jelasnya.

Proses evakuasi yang memakan waktu sekitar satu jam akhirnya membuahkan hasil. Sekitar pukul 08.05 WIB korban ditemukan di aliran parit belakang Perumahan Widya Graha Dua, Jalan Srikandi, Kelurahan Delima.

Pada saat evakuasi korban, Bhabinkamtibmas Aipda Arisman SH MH  bersama Tim Basarnas mengangkat korban di aliran parit dalam kondisi tersangkut di tembok pagar beton pembatas tanah milik warga. Tembok tersebut terpaksa dijebol.

“Korban dibawa menggunakan ambulans ke Rumah Sakit Prima Pekanbaru. Sesampai di RS, sang dokter mengatakan bahwa korban sudah meninggal dunia,” imbuhnya.

Lebih lanjut, suami korban melalui Kapolsek Tampan, AKP Juper menyampaikan, menolak dilakukan otopsi terhadap korban dengan surat pernyataan tidak dilakukan otopsi.

Sementara Kepala Basarnas Pekanbaru Amirudin menyampaikan Tim SAR gabungan dari Polsek Tampan, Damkar dan warga melakukan pencarian dengan melakukan penyisiran parit, kurang lebih berjarak 2 km dari TKP.

“Korban dibawa menggunakan ambulans ke RS terdekat dan dibawa ke kampung halamannya di Kabupaten Rokan Hulu,” jelasnya.

Hanyutkan Mobil

Tak hanya menelan korban jiwa, banjir akibat hujan menghanyutkan satu unit mobil. Menurut keterangan warga setempat, Irsan sekitar pukul 05.00 WIB, banjir mencapai ketinggian dada orang dewasa. “Pagi tadi banjirnya sampai sedada. Pohon ini saja sampai tenggelam semua,” kata Irsan menunjukkan pohon pucuk merah setinggi 1,5 meter.

Mobil jenis MPV tersebut dikendarai Deni yang sedang menuju bandara pada subuh hari. Hal ini diungkapkan oleh Edi yang merupakan tetangga Deni. Menurutnya Deni memilih melewati Jalan Srikandi karena berpikir Jalan Soebrantas dan Jalan Lobak akan mengalami banjir parah. Sehingga Deni memilih melewati Jalan Srikandi. Nahas ternyata banjir di jalan tersebut menghanyutkan mobil Deni.

Sementara itu, salah seorang warga, Holdin Siagian mengungkapkan jika daerah tersebut kerap menjadi langganan banjir ketika hujan deras mengguyur.

“Warga di sini sudah bolak-balik menyampaikan, juga sudah konsultasi dengan orang ruko, harus dirubuhkan salah satu untuk membuat drainase yang besar dan permanen. Kejadian ini bukan sekali dua kali, hampir tiga mobil hanyut di sini,” kata Holdin.

Terpisah, Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT menyampaikan ucapan belasungkawa atas timbulnya korban jiwa akibat banjir kemarin. ‘’Kami turut berduka atas kejadian ini, semoga almarhumah diterima di sisi Allah SWT,’’ katanya.

Dia meminta jajarannya seperti lurah dan camat bisa berperan aktif dalam penanganan banjir. Yang paling utama bersama masyarakat berupaya mencegah terjadinya banjir.

‘’Penanganan banjir tidak bisa dilakukan sendirian oleh pemerintah kota. Penanganan banjir harus tuntas dari hulu hingga hilir. Ada wilayah Kabupaten Kampar di sana,’’ paparnya.

Penanganan akan dilakukan bersama Pemkab Kampar serta Pemprov Riau.

‘’Ada koordinasi antara Bappeda, Dinas PUPR dan Dinas Lingkungan Hidup masing-masing daerah untuk menangani banjir sesuai tugasnya. Jadi ini masalah regional,’’ ujarnya.

Prioritas Normalisasi Sungai

Normalisasi sungai dan anak sungai saat ini akan jadi prioritas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru sebagai penanganan terhadap masalah banjir. Di samping itu, pembahasan tentang rencana induk drainase juga mengemuka.

Sepekan terakhir, dua kali beberapa titik di  Kota Pekanbaru dilanda banjir parah akibat hujan deras. Drainase yang buruk dan tak mengalir akibat dipenuhi sampah dituding menjadi penyebab, baik itu banjir di jalan protokol maupun di lingkungan perumahan. Belum lagi, di hilir sungai yang menjadi muara aliran air juga terjadi pendangkalan.

Kepala Dinas PUPR Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution, Selasa (18/6) memaparkan, langkah terdekat yang akan dilakukan pihaknya adalah upaya normalisasi sungai.

‘’Sekarang di Sungai Air Hitam dan anak sungainya akan dinormalisasi. Kita lihat di lapangan di sana terjadi penyempitan akibat pembangunan di sempadan sungai,’’ paparnya.

Dia melanjutkan, pihaknya juga akan membebaskan garis sempadan sungai. ‘’Juga sungai yang dibeton bagian atas. Permukaan air pun menjadi tinggi. Normalisasi dalam waktu dekat kami lakukan. Hanya saja jangka pendek normalisasi di anak Sungai Air Hitam,’’ katanya.

Selain itu, Jalan Lobak juga akan jadi perhatian. Di sana, kemarin pagi seorang warga hanyut terseret air setelah jatuh ke parit.

‘’Di Jalan Lobak nanti akan kita tertibkan bangunan. Nanti kita sosialisasikan. Bakal kita surati agar tidak ada penyempitan,’’ imbuhnya

Pilih Tak Jualan

Banjir di Pekanbaru yang merendam jalan raya berdampak ke beberapa pedagang yang memilih tidak berjualan. Berdasarkan penuturan, Azim pedagang kaca yang sedang membersihkan tempat jualannya dari genangan air, mengatakan banyak pedagang khususnya sarapan pagi yang tidak berjualan.

“Kalau pun buka, orang mau beli susah harus lewati banjir dulu,” ungkapnya.

Di Jalan Darma Bakti, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru setiap hujan melanda, beberapa ruas jalan tergenang air. Di antaranya di dekat persimpangan Jalan Darma Bakti-Jalan Sidoarjo.

Menurut Azim, daerah itu memang berbentuk cekungan. Ketika hujan, air akan tertampung di sana. Berbagai cara telah dilakukan oleh warga, seperti menimbun dengan batu.

“Tapi kalau hujan, banjir lagi. Hanyut lagi,” tambahnya.

Mengenai tanggapan pemerintah, lanjut dia, masyarakat sudah lelah mengeluh mengenai banjir. Pria yang berusaha lebih dari 20 tahun itu, menilai Pemko Pekanbaru kurang tanggap dalam mengatasi persoalan banjir ini.

“Sudah capek. Dulu di sini banyak tanah kosong bisa dibuat waduk. Sekarang daerah rawa banyak ditimbun untuk buat bangunan. Jadi, daerah resapan berkurang,” jelasnya.

Jadi Tempat Bermain

Hujan deras yang mengguyur daerah Pekanbaru sejak subuh, menyebabkan banjir di berbagai tempat. Tak terkecuali di Kecamatan Tampan. Terlihat jalan-jalan yang tergenang air dan menyebabkan kemacetan. Air menggenangi berbagai titik di wilayah Tampan. Seperti Jalan Soebrantas, Jalan Cipta Karya, Jalan Suka Karya dan lain-lain. Berbagai titik sepanjang Jalan Subrantas tergenang air dan menyebabkan kemacetan. Pasalnya pengguna jalan memilih jalur yang dekat dengan median untuk menghindari masuknya air ke kendaraan.

“Ya tentu saja milih ke dekat median. Kalau ke tepi-tepi nanti masuk air, macet pula motornya,” kata pengendara sepeda motor, Ujang.

Sementara itu, anak-anak SDN 105 memanfaatkan banjir untuk bermain-main di jalan raya sembari menunggu jemputan orangtuanya. Di bawah jembatan penyeberangan di tepi jalan mereka dengan seragam lengkap merah putih bermain, berenang sambil tertawa.

Salah seorang siswa, Meisya mengatakan jika jam pelajaran sudah usai dan sedang menunggu jemputan pulang. Sementara menunggu ia dan teman-temannya bermain di area banjir.

Sementara Camat Tampan Liswarti mengatakan sedang melakukan peninjauan di lokasi-lokasi banjir. “Sekarang kami sedang turun meninjau langsung. Tak bisa kasih tahu gimana-gimananya kalau tak turun dulu. Nanti mengada-ngada,” katanya saat dihubungi via telepon.(*3/*2/*1/ali)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook