PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Pekanbaru sudah berjalan dua hari sejak, Jumat (17/4) malam. Pelaksanaan PSBB dilakukan dengan melakukan pemeriksaan di pos, baik di perbatasan maupun dalam kota bagi kendaraan yang melintas. Selain itu, tim yang disiapkan akan merespons adanya laporan-laporan kumpulan orang.
Dalam pelaksanaan, ada dua kecamatan yang menjadi fokus, yakni Tampan dan Tenayan Raya. ‘’Fokus kami di daerah merah Tampan dan Tenayan Raya. Lalu ada yang kuning di antaranya Marpoyan Damai, Bukitraya, dan Limapuluh. Seluruhnya sistemnya monitoring. Begitu tampak orang berkumpul langsung tim ke sana, terutama malam,’’ papar Sekretaris Daerah Kota Sekdako (Sekdako) Pekanbaru Drs HM Noer MBS SH MSi MH, Sabtu (18/4).
Selain itu, beberapa catatan muncul, di antaranya keluhan masyarakat tentang penutupan jalan di beberapa lokasi menyebabkan kemacetan. Pada pelaksaan hari pertama, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru tidak mengumumkan adanya penutupan ruas jalan. Apalagi sejak sore. Di Kota Pekanbaru memang disiapkan lima titik pos pemeriksaan perbatasan pada pintu masuk kota dan 19 titik pos pemeriksaan dalam kota.
Sejumlah ruas jalan di Kota Pekanbaru yang mendadak mengalami penutupan di antaranya, Jalan Soekarno-Hatta menuju Jalan HR Soebrantas. Imbasnya, para pengguna jalan terjebak kemacetan sehingga penumpukan kendaraan pun terjadi di fly over. Bergeser ke arah Jalan Lobak pun mengalami kemacetan yang mengular. Tak sedikit pengguna jalan mencari jalan alternatif untuk ke tempat tujuan.
Tak hanya itu di seputar di Jalan SM Amin menuju Jalan HR Soebrantas pun ditutup. Tampak penutupan menggunakan kerucut lalu lintas (traffic cone) kombinasi oranye dan putih. Kemacetan membuat social dan physical distancing sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 malah tak tercapai. Apalagi, pengguna kendaraan roda dua berdesakan dan berdempetan akibat macet. Noer menjelaskan memang ada perubahan-perubahan rencana. ‘’Ini kan ada beberapa perubahan,’’ kata dia.
Jumat sore kemarin pula, memang penutupan ruas jalan sempat dilakukan sesaat karena ada kunjungan rombongan Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi bersama Wakil Wali Kota (Wawako) Pekanbaru H Ayat Cahyadi SSi beserta Forkopimda Riau dan Kota Pekanbaru. Rombongan ini memantau persiapan penerapan PSBB dengan mendatangi beberapa lokasi pos. ‘’Memang saat Gubri turun ada jalan diblokir karena ada 20 mobil rombongan dari perbatasan, rombongan yang berkunjung. Setelah itu lancar,’’ kata M Noer.
Sebagian masyarakat masih ada yang merasa penerapan PSBB kurang dibarengi sosialisasi yang memadai. Sekdako Pekanbaru menjawab hal ini. Dia berharap, masyarakat juga proaktif dan melek dalam mencari informasi. ‘’Kita berharap timbal balik pada masyarakat. Kita sudah berusaha maksimal menyampaikan infromasi untuk sosialisasi. Kita harapkan masyarakat melek juga,’’ jelas dia.
Di jajaran Pemko Pekanbaru dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru, informasi kata pria yang juga merupakan Ketua Harian Gugus Tugas ini disampaikan berjenjang. ‘’Betingkat lewat camat dan lurah disampaikan juga. Sekarang tim juga menyiapkan buku saku sebagai pedoman memberikan penjelasan,’’ imbuhnya.
Dia kemudian meminta masyarakat juga aktif menyampaikan informasi penanganan Covid-19 di lingkungan masing-masing. ‘’Mari kita aktif, karena itu untuk kita, bukan untuk orang. Jaga diri kita, yang akan sehat kita juga. Kita bersama harus peduli, perlu saling menyampaikan dilakukan secara masif. Kesaradan secara masif. Keinginan individu untuk konsisten,’’ singkatnya.
Namun, di hari kedua jalanan di dalam kota tampak sepi. Pantauan Riau Pos, tak hanya jalanan yang sepi, pelaku usaha seperti warung-warung juga sudah banyak yang tutup berkisar pukul 20.00 WIB. Sejumlah ruas seperti di Jalan Kaharudin Nasution hingga Jalan Sudirman juga lumayan lengang. Intensitas kendaraan yang melintas menurun.