PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan Negeri (SMKKN) Pekanbaru Mukhamad Ari Hidayanto SHut menargetkan output serapan lulusannya ke depan sebesar 70 hingga 75 persen. 30 persen lagi lulusan yang berprestasi tetap didorong melanjutkan kuliah.

Hal itu disampaikannya pada pertemuan orang tua siswa/siswi SMKKN Pekanbaru, Selasa (17/10). Hadir orang tua siswa mulai dari Provinsi Aceh hingga Provinsi Lampung.

Disebutkannya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI  melakukan investasi cukup besar di bidang SDM. Proses ini bukan main-main.  Aturan terbaru,  setiap lulusan SMKKN wajib melakukan magang kerja selama enam hingga 12 bulan.  

“Kembali pada output kita saat ini sangat rendah dalam hal serapannya dibandingkan dengan empat SMKKN lainnya di Indonesia. Alumni kita  2022, 60 persen kuliah. Padahal format kita adalah SMK. Selebihnya 20 persen bekerja dan 20 persen belum bekerja. Angka tersebut bagi kita adalah sangat rendah,” tuturnya.

Selanjutnya, manfaat. Terkait manfaatnya setiap alumni ada uji kompetensi. Setelah itu dia akan bekerja. Pada saat dia bekerja dia mempunyai dampak terhadap sekolah. Investasi SDM ini sangat besar. “Dari informasi yang saya dapat dari kepala badan, kalau dihitung per kepala peserta didik beasiswanya hampir Rp100 juta per tahun,” terangnya.

Ia menjelaskan pula,  SMKKN Pekanbaru ini adalah SMKKN dengan layanan terbesar di Indonesia. Ada 10 Provinsi. Mulai dari Aceh, Sumut, Riau, Jambi, Sumbar, Sumsel, Bangka Belitung, Lampung dan Kepri.

Untuk SMKKN di Indonesia hanya ada lima. Berdasarkan UU Otonomi Daerah Nomor 23 Tahun 2014, pendidikan menengah kejuruan kehutanan itu adalah tugas pokok kementerian pusat. Dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hudup dan Kehutanan (KLHK).

Kemudian tentang visi SMKKN. Pertama  untuk menyediakan tenaga teknis level menengah yakni, yang berakhlak mulia, sehat, memiliki pengetahuan  kuat, mandiri, disiplin, berwawasan lingkungan serta memiliki daya saing global.(nto/c)