PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman di Kota Pekanbaru. Kasusnya meningkat hingga mencapai 713 kasus dalam 41 pekan.
Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru mencatat, sejak Januari 2022, sudah dua warga Kota Pekanbaru dinyatakan meninggal akibat DBD. Yaitu warga Kelurahan Labuhbaru Barat, Kecamatan Payung Sekaki dan warga Kelurahan Bambu Kuning, Kecamatan Tenayan Raya.
"Kami mendapati masyarakat yang meninggal karena DBD itu anak-anak di bawah umur 16 tahun," kata Kepala Diskes Pekanbaru dr Zaini Rizaldy Saragih, Senin (17/10).
Zaini mengungkapkan, hingga pekan ke-41 saat ini, kasus DBD di Kota Pekanbaru sudah mencapai 713 kasus. Di mana jumlah ini jauh lebih banyak dibanding tahun 2021 lalu yang hanya mencapai 454 kasus.
"Jadi kalau kita bandingkan dengan tahun lalu, itu hanya 454 kasus DBD dalam setahun. Sementara tahun ini baru sampai dengan pertengahan Oktober sudah mencapai 713 kasus," sebutnya.
Dimana ratusan kasus DBD ini terbanyak terpapar di daerah yang kepadatan penduduknya tinggi. Selain itu juga di tempat yang banyak lahan-lahan tak terpakai sehingga nyamuk aedes aygepty mudah berkembang biak.
"Kasus terbanyak berada di Kecamatan Marpoyan Damai, Tuah Madani, Payung Sekaki, termasuk juga di Tenayan Raya, dan Rumbai," ucapnya.
Ia berharap kasus demam berdarah ini tidak bertambah lagi. Kadiskes menilai, untuk menghindari terjadinya DBD, kepedulian masyarakat perlu ditingkatkan.
DBD merupakan penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk aides aygepty. Ia mengajak masyarakat untuk melakukan antisipasi dengan cara 3M plus. Menguras dan membersihkan, menutup tempat-tempat air penampungan, dan mengubur barang-barang bekas atau yang berpotensi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Menurutnya, menanggulangi DBD ini tidak bisa dibebankan kepada pemerintah saja. Namun juga kepedulian masyarakat dalam menjaga lingkungan masyarakat.
Dalam menanggulangi DBD, Zaini mengingatkan masyarakat jika ada gejala demam pada anak supaya segera membawa ke fasilitas kesehatan terdekat. "Saat ini sudah masuk dalam musim hujan, jangan biarkan ada air yang tertampung di sekitar lingkungan rumah karena bisa menjadi tempat berkembangbiaknya jentik-jentik nyamuk yang dapat membahayakan keselamatan masyarakat," tuturnya.
Pemko Harus Gerak Cepat
Dalam pada itu, anggota Komisi III DPRD Kota Pekanbaru Hamdani meminta dalam menakan jumlah kasus DBD ini, Diskes harus segera turun tangan melakukan pencegahan agar kasus DBD di Pekanbaru tidak semakin meningkat.
"Diskes harus turun untuk lakukan sosialisasi ke masyarakat dan juga melakukan fogging dan juga abate," katanya, Senin (17/10).
Budaya gotong-royong dengan menggerakkan masyarakat untuk membersihkan lingkungan,diminta untuk terus disuarakan. Minimal bersih-bersih dilingkungan rumah sendiri. Paling tidak sarang nyamuk aedes aegypti itu dibersihkan.
"Dinas kesehatan dan masyarakat harus bekerja sama untuk menuntaskan DBD di Pekanbaru," sarannya.
Tidak hanya itu, Wakil Ketua Komisi III H Ervan juga meminta masyarakat tidak lengah menindaklanjuti masa transisi dari musim panas dan musim hujan yang saat ini terjadi.
"Masyarakat jangan lengah. Tingkatkan pola hidup sehat dan bersih setiap harinya. Jika anggota keluarga ada yang mengalami demam, terutama yang menimpa anak-anak dengan panas di atas 39, maka lakukan tindakan medis. Segera bawa ke rumah sakit terdekat," ungkap Ervan.
Kepada pemerintah seperti Diskes hingga perangkat RT/RW, diarahkan untuk gencar melakukan sosialisasi dan edukasi 3M plus kepada masyarakat.
"Pastikan tidak ada air yang tertampung, tidak ada tumpukan sampah, parit yang tersumbat. Dengan budaya peduli lingkungan yang digalakkan tentu demi kebersamaan melindungi diri dari bahaya DBD," pungkasnya.(ayi/gus/yls)
Laporan TIM RIAU POS, PEKANBARU