Telantar, Bayi Tunawisma Meregang Nyawa

Pekanbaru | Selasa, 18 Februari 2020 - 08:16 WIB

Telantar, Bayi Tunawisma Meregang Nyawa
Tunawisma Ika Veronika yang bayinya baru meninggal saat berada di gubuk kecil kompleks halaman Kantor LAM Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Senin (17/2/2020). Jasad bayinya dibawa ke ambulans menuju RSUD Arifin Achmad. (*1/SAID MUFTI/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Akibat persalinan yang tidak ditangani dengan tepat, nyawa bayi mungil dari rahim Ika Veronika Pakpahan meninggal dunia. Tunawisma asal Kota Dumai ini melahirkan di gubuk kecil kompleks halaman Kantor LAM Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru. Lokasinya hanya berjarak sekitar 100 meter dari kediaman Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar.

Dari dalam gubuk kecil di tengah Kota Pekanbaru itu, Ika Veronika tampak tersedu dirundung pilu. Dia baru saja melahirkan bayi laki-laki, Sabtu (15/2) subuh. Namun, tak berselang lama, harapan masa depannya itu meregang nyawa. Pada Senin (17/2) pagi, kompleks gedung LAM Riau di Jalan Diponegoro dipadati puluhan warga dan para aparat serta tenaga medis. Mereka melihat bayi mungil yang dibalut kain hitam sudah terbujur kaku di dalam gubuk kayu. Diketahui jasad bayi itu sudah dua hari telantar dan tidak dikebumikan. Di lokasi itu juga, polisi juga telah memasang police line sebagai pembatas.


Dengan wajah pucat dan lemas, Ika Veronika terus berusaha tegar. Sebab, tunawisma yang mengaku berasal dari Kota Dumai ini tidak tahu harus berbuat apa.  "Saya melahirkan waktu itu, jadi ditangani teman-teman apa adanya," katanya kepada Riau Pos, Senin (17/2) di lokasi.

Menurut dia, setelah melahirkan itu, bayinya masih hidup dan bisa bernapas. Selang sehari, di hari Ahad, Ika mesti menyaksikan anaknya meninggal dunia. "Dari hidungnya ada darah, waktu melahirkan pakai gunting motong tali pusat," jelas dia.

Di lokasi yang sama, Tengku Syarifuddin, gharim musala di kompleks LAM Riau menuturkan bahwa wanita tersebut baru tinggal selama 2 bulan di lokasi itu. Sebelumnya, Ika pernah mengadu nasib ke Batam sebelum sampai di Pekanbaru.

"Kemarin kami tanya-tanya dia, katanya dia berasal dari Dumai. Waktu itu ngaku pernah kerja di Batam. Dia merantau dan itu posisi dia sudah hamil," jelas Syarifuddin.

Di lokasi gubuk tempat jasad bayi dan ibunya tersebut, tidak ada orang lain selain dia dan anaknya yang sudah terbujur kaku selama dua hari. Ika pun enggan menyebutkan siapa ayah dari anak laki-lakinya tersebut.

"Orang LAM Riau pernah lihat dia sama laki-laki di sini (gubuk, red), tapi bukan suaminya," jelasnya lagi.

Netti, warga sekitar menuturkan bahwa Ika merupakan perantau yang baru dua bulan di sini. "Rutinitasnya biasa di lampu merah. Dia nggak punya tempat tinggal tetap. Kami tahu dia baru 2 bulan di sini," ujarnya.

Mendapat laporan adanya penemuan jasad bayi tersebut, Kapolsek Lima Puluh Kota, Kompol Sanny Handityo turun ke lokasi. Bersama personel, aparat TNI, lurah dan petugas kesehatan dia mengecek tempat kejadian perkara (TKP).

"Setelah mendapat laporan ada bayi meninggal, kami ke sini memastikan apakah itu benar. Ternyata benar ada seorang ibu yang mengaku berasal dari Dumai. Dia sempat kerja di Batam dan di sini tak punya rumah, sebatang kara," jelas Kapolsek.

Langkah cepat yang dilakukan kepolisian setelah itu adalah membawa jasad bayi dan ibu tersebut ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru.

"Kami bawa ke RSUD, dengan koordinasi dengan dinas sosial. Jadi kami upayakan dulu bagaimana kondisinya kesehatannya pulih, yang awalnya pendarahan agar ditangani. Kemudian nanti akan dibicarakan tindak lanjutnya," tuturnya.

Gubri Turut Prihatin

Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar mengaku prihatin dengan adanya kejadian bayi meninggal akibat saat dilahirkan tidak ditangani oleh tenaga kesehatan. Menurutnya, jika memang orang tua bayi tidak memiliki biaya, datang saja ke sarana kesehatan pemerintah pasti akan dibantu dalam penanganannya. "Sebenarnya kalau untuk biaya tidak ada masalah. Kalau masyarakat tidak mampu akan ditanggung pemerintah. Mungkin orang tuanya tidak tahu, sangat disayangkan lah yang seperti itu," kata Gubri.

Terkait kejadian tersebut, Gubri mengaku akan mengutus stafnya mencari tahu kenapa masih ada masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan pelayanan kesehatan.

"Kami cari informasi dulu, apa masalahnya kok bisa sampai seperti itu," sebutnya.

Sementara itu Kepala Dinas Sosial Riau Dahrius Husin ketika dikonfirmasi perihal kejadian itu mengatakan, ibu dan bayi yang selama ini tinggal di sekitar kantor LAM Riau tersebut sudah dievakuasi oleh Dinas Sosial Kota Pekanbaru.

"Kami sudah koordinasi dengan Dinas Sosial Pekanbaru. Ibunya juga sudah dirawat ke RSUD Arifin Achmad. Sementara bayinya yang sudah meninggal juga sudah dievakuasi, pihak Dinas Sosial Pekanbaru saat ini masih menelusuri keberadaan keluarga dari ibu tersebut," jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir juga mengimbau kepada masyarakat yang kurang mampu, apabila memerlukan bantuan penanganan medis untuk dapat mendatangi sarana kesehatan pemerintah terdekat. Pihak pemerintah akan siap membantu. "Ke depannya jika ada kejadian seperti ini, datang saja ke puskesmas atau sarana kesehatan pemerintah terdekat. Pasti akan dibantu," sebutnya.

Dalam pada itu Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Nandang Mu’min Wijaya yang didampingi Kapolsek Lima Puluh Kompol Sanny Handityo membesuk korban di RSUD Arifin Achmad. Tujuan membesuk.

"Kejadian ini diketahui berawal dari seorang pengurus KNPI yang memberitahukan kepada bapak Syafruddin (saksi) seorang pegawai gedung LAM Riau. Bahwa ada seorang bayi baru lahir dan meninggal dunia. Kemudian saksi turut memberitahukan ke pengurus LAM Bapak Zarni untuk melihat kondisi orangtua bayi dan bayi tersebut didalam pondok lahan samping gedung LAM Riau," jelasnya Nandang.(*1/sol/s)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook