PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Gubernur Riau (Gubri) Drs H Syamsuar memperingatkan kepada para kepala sekolah, guru, maupun pegawai agar tidak melakukan kecurangan dalam pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB). Jika ditemukan, maka akan diberikan tindakan tegas.
"Kami ingatkan kepada kepala sekolah, guru ataupun pegawai sekolah untuk melaksanakan penerimaan siswa baru dengan jujur," kata Gubri Syamsuar.
Selain itu, Gubri Syamsuar juga mengatakan akan memberikan sanksi yang berat kepada mereka yang kedapatan melakukan kecurangan. Karena pada saat pelaksanaan PPDB nanti, pihaknya juga akan menggandeng pihak aparat penegak hukum.
"Kalau memang ada yang berani juga memungut atau bermain curang, saya tidak akan segan-segan memecat dari jabatannya dan saya akan berkerja sama nanti dengan penegak hukum," ujarnya.
Dirinya, tambah Gubri, tidak mau dengar ada laporan yang tidak baik lagi. "Ini dalam rangka untuk menunjukkan bahwa kita ingin kerja benar. Agar kerja kita ini mendapat pahala dari Allah SWT," sambungnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas (Diskes) Provinsi Riau M Job Kurniawan mengatakan, untuk pelaksanaan PPDB tahun ini, pihaknya ingin lebih dipercepat. Namun pihaknya tengah memperbaiki sistem dan menyesuaikan dengan aturan yang ada apakah PPDB bisa dipercepat.
"Kami maunya PPDB dipercepat. Kalau tahun lalu itu PPDB di bulan Juli, tahun ini kalau bisa di bulan Juni sudah dibuka. Sehingga terlalu mepet waktu penerimaan sekolahnya. Karena kita ingin mengantisipasi jangan sampai anak kurang mampu tidak sekolah," ujarnya.
Selain itu, pada PPDB tahun ini pihaknya akan menampilkan alamat rumah calon siswa. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi persoalan PPDB yang masih menggunakan sistem zonasi. Pasalnya seringkali saat PPDB tingkat SMA/SMK di Riau, khususnya di Pekanbaru, menimbulkan persoalan karena banyak peserta didik yang dekat sekolah tidak terakomodir.
"Kami sedang mengaji aturan bagaimana PPDB tahun ini lebih baik dari tahun lalu. Tentu hasil evaluasi PPDB tahun lalu kita perbaiki tahun ini," katanya.
Salah satu sistem yang akan diperbaiki adalah alamat rumah di aplikasi PPDB. Misalnya, jika tahun lalu orang tidak bisa melihat alamat rumah dari sekolah untuk menentukan jarak, tahun ini akan terlihat.
"Kami ingin PPDB tahun ini supaya ditampilkan alamat orang tua peserta didik. Dengan begitu, tidak ada lagi berburuk sangka dengan kepala sekolah dan panitia PPDB," ujarnya.(sol)