PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dosen Universitas Hang Tuah Pekanbaru (UHTP) Agus Alamsyah SKM MKes yang juga merupakan Kepala LPMM UHTP beserta tim yaitu Dr Yesi Harnani SKM MKes dan Fitrianto SAg MSy bekerja sama dengan Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru melakukan pengabdian kepada masyarakat (PKM) di Shelter Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru, Jalan Wan Abdul Rahman Kaharuddin Nasution, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukitraya, Rabu (14/9). Shelter ini berdiri sejak 2016 memiliki daya tampung 150 hingga 200 orang merupakan rumah singgah tempat penampungan sementara anak jalanan, gelandangan, pengemis dan anak punk untuk diberi pembinaan mental dan pelatihan.
Agus Alamsyah mengatakan, keberadaan anak jalanan, gelandangan, pengemis dan anak punk merupakan fenomena nyata, bagian dari kehidupan yang menimbulkan permasalahan yang kompleks. Tidak hanya masalah sosial, tetapi juga masalah kesehatan. Adapun permasalahan yaitu, pertama, ketika mereka berada di shelter, mereka mendapatkan bimbingan mental dan spiritual oleh ibu asuh yang sifatnya insidental dan tidak berkelanjutan, sehingga tidak maksimal dalam memberikan bimbingan. Kedua, rendahnya pengetahuan anak jalanan tentang kesehatan reproduksi remaja. Ketiga, belum pernah dilakukan Voluntary Counceling Testing (VCT) terhadap anak jalanan, anak punk dan gelandangan, pengemis yang ditangkap di shelter. Keempat, tidak adanya tenaga relawan yang mendampingi atau membina ketika anak jalanan dilepas dari shelter dan kelima, tidak ada dilakukan pelatihan keterampilan terhadap anak jalanan.
"Dari permasalahan yang ada, maka program yang kami usulkan adalah menjadikan shelter menjadi rumahku masa depanku untuk anak jalanan dengan cara, memberikan bimbingan penguatan mental dan spritual, pemberdayaan terhadap anak-anak jalanan dengan memberikan pelatihan konselor sebaya (peer concelor) mengenai kesehatan reproduksi remaja, " terangnya.
Selanjutnya akan melakukan tes VCT terhadap anak jalanan berkoordinasi dengan Puskesmas Harapan Raya. Pendampingan anak jalanan yang telah dilepas dari shelter dengan melibatkan mahasiswa sebagai relawan peer concelor.
"Untuk itu kami dari tim pengabdi akan memberikan keterampilan kepada anak jalanan yaitu membuat pupuk organik dari sampah rumah tangga. Sehingga begitu dilepas dari shelter mereka sudah punya keterampilan khusus yaitu bisa membuat pupuk organik yang nantinya hasil produknya bisa dijual ke toko online salah satunya toko online Zahnisa Kids (milik pengabdi)," jelasnya.(c)