PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Ratusan desa di Provinsi Riau dilaporkan masih blank spot atau tidak teraliri sinyal. Atas kondisi tersebut, Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Riau akan memastikan ratusan desa tersebut apakah blank spot atau hanya sekadar law signal (sinyal lemah).
Kepala Diskominfotik Riau Erisman Yahya mengatakan, pihaknya sebelumnya telah menyampaikan surat kepada Kemenkominfo RI terkait desa-desa blank spot di Provinsi Riau. Atas hal itu, Kemenkominfo langsung merespon dengan beraudiensi langsung bersama Diskominfotik Provinsi Riau.
"Dari data yang disampaikan kabupaten/kota ke kita, ada sekitar 600-an titik blank spot di Riau.Tapi kita tidak tahu apakah desa-desa tersebut betul-betul blank spot atau cuma law signal, karena nanti segmennya akan berbeda," katanya.
Untuk mengetahui apakah blank spot atau law signal, Erisman menyebut akan dilakukan dengan aplikasi Sigmon. Sigmon adalah aplikasi pelacak sinyal selular dengan pendekatan geolokasi yang mampu menyediakan informasi bagi pengguna, di antaranya mengetahui kuat sinyal, kecepatan unduh, kecepatan unggah, kecepatan akses web, hingga kecepatan akses video.
"Kalau blank spot akan dibangun tower, jika law signal kita tinggal tambah kekuatan sinyal.
Makanya akan kita sosialisasikan aplikasi Sigmon untuk mendeteksi sinyal," ujarnya.
Erisman juga berharap, progres pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Riau lebih cepat sehigga target di 2024 seluruh desa teraliri internet segera terwujud.
Sementara itu, Analis Kebijakan Muda Direktorat Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Muhammad Ridwan Rauf menyebutka, bahwa di tahun 2021 dan 2022 sebanyak 36 desa blank spot di Riau akan ditargetkan tuntas. Dari 36 desa blank spot tersebut, 26 desa telah ter-cover, sedangkan 10 desa lainnya belum ter-cover.
"Maksudnya, jika desa A dibangun tower ternyata sinyalnya sampai ke desa B, maka di desa B tidak perlu lagi kita bangun tower hanya perkuat sinyal saja, jadi desa sebelahnya telah tercover," jelasnya.
Untuk itu, Ridwan mengharapkan Diskominfotik Provinsi Riau bisa dan secepatnya menyosialisasikan tentang aplikasi Sigmon, sehingga semakin cepat diketahui berapa desa yang betul-betul hanya blank spot.(gem)