PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Hingga kini pedagang Pasar Cik Puan masih banyak yang belum menempati di kios tempat penampungan sementara (TPS) yang telah dibangun Pemko Pekanbaru. Salah satu penyebabnya adalah kios TPS belum tersambung aliran listrik.
PLN melalui Manajer PLN UP3 Pekanbaru Hendra Manurung mengatakan bahwa, untuk penyambungan aliran listrik di kios TPS Pasar Cik Puan saat ini sudah tersambung kepada beberapa pelanggan.
''Sudah tersambung sebanyak 8 pelanggan,'' ujarnya, Senin (15/5).
Menurutnya, PLN akan mendukung dan melayani penyambungan aliran listrik untuk kios tersebut. ''Pada prinsipnya, PLN siap mendukung dan melayani penyambungan aliran listrik untuk kios-kios lainnya. Saat ini lagi sedang dibahas di tingkat manajemen PLN, sehingga ada solusi dalam penyambungan tersebut,'' tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, Zulhelmi Arifin mengaku, masih terus berusaha agar aliran listrik di bangunan kios TPS Pasar Cik Puan dapat terpasang secara keseluruhan.
Bahkan, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru juga telah meminta pihak PLN untuk segera mengalirkan listrik ke kios pedagang. Di mana sebelumnya kepada Pemko Pekanbaru, PLN menyebutkan belum memasang meteran listrik ke ratusan kios tersebut karena adanya tunggakan listrik pedagang Pasar Cik Puan, total nilainya mencapai Rp109 juta.
''Kami harapkan PLN bisa profesional. Bisa tagih piutang by name by address-nya. Cobalah PLN tagih sendiri. Karena yang berutang pedagang lama, ada yang pindah, ada yang sudah meninggal,'' ujarnya kepada Riau Pos, kemarin.
Lanjut Zulhelmi, pihaknya juga sudah terima surat jawaban resmi dari PLN terkait permohonan pemasangan meteran listrik baru di Pasar Cik Puan. Di mana terdapat tiga poin yang disampaikan dalam surat PLN tersebut. Yaitu pertama, Pasar Cik Puan adalah pasar tradisional yang sudah berlistrik sebelumnya. Kedua, Pasar Cik Puan masih memiliki tagihan piutang yang belum diselesaikan, dan ketiga adalah PLN akan menerima permohonan pasang baru jika ada penyelesaian piutang pelanggan.
''Yang mau saya sampaikan, ini tentu permasalahan yang berbeda. Itu adalah utang pedagang lama, tidak mungkin kami dari pihak pemko yang membayarnya. Karena itukan utang pedagang lama, dan nilainya juga cukup besar yaitu mencapai Rp109 juta,'' terang Zulhelmi.
Pemko Pekanbaru, sebut Zulhelmi akan bersedia membayar biaya pemasangan baru. Namun kalau soal utang pedagang lama, hal itu harus mereka yang menyelesaikan.
''Inikan karena itu utang mereka (pedagang, red). Makanya kami minta PLN bersikap profesional dan mau memasang meteran listrik baru di kios Pasar Cik Puan ini,'' desaknya.
Ia menambahkan, sejumlah upaya telah dilakukan pihaknya agar permasalahan ini ada jalan keluarnya. Ia mengatakan, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan PLN dan meminta agar listrik segera dipasang di kios baru.
''Kalau bisa segera, karena kasihan pedagang ini. Ketika dia mau pindah belum dialiri listrik, gelap. Kami serius untuk membangun Pasar Cik Puan ini. Jadi, kami harapkan supaya PLN bisa profesional,'' harapnya.
Pedagang Kesulitan
Senin (15/5), ada beberapa pedagang yang mulai menepati kios. Namun mereka mengaku kesulitan karena aliran listrik yang tidak ada. Apalagi di saat cuaca panas saat ini.
Salah seorang pedagang pakaian Julita mengaku sedih dan kesulitan berjualan dengan kondisi tanpa listrik seperti saat ini. Ia katakan, terpaksa menggunakan kabel panjang untuk menghidupkan kipas angin yang arus listriknya diambil dari bangunan kios pedagang yang tidak terbakar dan berdekatan dengan kios miliknya.
''Susah memang kalau nggak ada aliran listrik ini. Kami terpaksa menumpang di listrik dari kios orang tua yang kebetulan menyewa tak jauh dari kios baru yang kami dapatkan. Kalau seperti ini lama-lama susah juga mau jualan,'' katanya.
Tak hanya listrik, ia juga mengeluhkan sepinya pengunjung pasar yang mau datang ke Pasar Cik Puan pascainsiden kebakaran beberapa bulan lalu. Ia mengaku, untuk bisa mendapatkan uang sekitar Rp200 ribu per hari saja sangat kesulitan karena pembeli lebih suka berbelanja di pasar tradisional lainnya yang masih memiliki barang yang lengkap.
''Susah sekali kalau jualan di sini. Kami berharap pemerintah bisa membantu mencarikan solusi agar pengunjung yang datang di pasar ini lebih ramai sehingga roda perekonomian di Pasar Cik Puan dapat kembali berputar seperti sebelumnya,'' katanya.
Komisi II Agendakan Hearing
Sementara itu, Komisi II DPRD Kota Pekanbaru berharap ada solusi dari persoalan tunggakan listrik pedagang Pasar Cik Puan ini. Untuk itu, Komisi II mengagendakan hearing dengan memasing Disperindag dan PLN.
''Informasinya, ada tunggakan listrik yang harus diselesaikan dahulu oleh pedagang sebesar Rp109 juta dari beberapa pedagang yang menempati kios sebelum musibah kebakaran kemarin. Dan ini harapan kita harus ada juga yang menjamin tentunya, berembuk dan duduk antar pedagang memberikan jaminan itu,'' ujar anggota Komisi II DPRD Pekanbaru Munawar kepada wartawan, kemarin.
Munawar menambahkan, bahwa Komisi II akan membawa masalah ini ke dalam rapat internal komisi dan seterusnya akan memanggil pihak Disperindag selaku penanggung jawab pasar-pasar pemko, dan juga pihak PLN yang bertanggung jawab terhadap jaringan listrik.
''Memang belum ada pedagang yang datang melaporkan masalah Pasar Cik Puan ke DPRD. Kami hanya dapat dari info media massa saja. Tapi ini menjadi atensi kami, kami akan panggil semua pihak, baik itu Disperindag maupun PLN, kita masuk masalah ini ada solusinya,'' tutur Munawar.
Untuk agenda pemanggilan OPD terkait dan pihak PLN ini ditegaskan Munawar, akan segera diagendakan. Karena akan ada banyak hal juga yang mau ditetapkan sama Disperindag dan PLN. ''Secepatnya kami panggil, bisa pekan ini, atau pekan depan, '' tuturnya.(azr/ayi/gus/yls)
Laporan TIM RIAU POS, Kota