PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- DIBUKANYA kembali sarana transportasi baik laut, udara, dan darat dikhawatirkan akan menjadi sarana penularan Covid-19 di Riau. Pasalnya, orang-orang dari luar daerah akan berdatangan ke Riau.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya penularan Covid-19 di Riau, pihaknya meminta pemerintah dapat lebih memperketat pengawasan di daerah perbatasan.
"Ada kekhawatiran yang kami rasakan akibat diperbolehkannya transportasi beroperasi lagi. Walaupun ada surat edaran yang menyatakan para penumpang harus melengkapi dokumen perizinan, kami khawatir izin tersebut bisa disalahgunakan oleh masyarakat. Ini bisa berbahaya kalau terjadi seperti itu," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, jika kebijakan tersebut tidak diperbaiki, pihaknya memprediksi seminggu setelah Idulfitri, angka kasus pasien positif Covid-19 bisa meningkat tajam. Karena arus perpindahan orang kembali terbuka.
"Jika hal itu tidak segera diantisipasi, kita akan menghadapi hal yang lebih buruk lagi," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya mengaku akan berkonsultasi dengan Gubernur Riau untuk meminta pada H-7 Idulfitri nanti, pengawasan arus orang bisa lebih diperketat lagi, terutama di daerah perbatasan. Sehingga hal tersebut bisa menjaga kondisi provinsi yang jumlah pasien positif Covid-19 masih sedikit.
"Selain di lokasi perbatasan, masyarakat di dalam kota juga diharapkan bisa mematuhi peraturan PSBB yang sudah ditetapkan pemerintah," harapnya.
Sementara itu, terkait update pasien positif Covid-19 di Riau per hari Jumat (15/5) terdapat penambahan satu pasien. Penambahan satu pasien positif tersebut merupakan klaster Magetan, Jawa Timur.
"Dengan adanya penambahan satu pasien positif tersebut, total pasien positif di Riau menjadi 95 dari sebelumnya 94. Pasien ke-95 tersebut yakni M (19) warga Indragiri Hilir yang merupakan kontak tracing kepulangan santri asal Jatim," katanya.
Dengan adanya tambahan satu pasien positif tersebut, lanjut Indra, dapat disimpulkan tidak ada klaster baru dalam hal penyebaran virus corona di Riau. Hanya saja, jumlah anggota dari klaster tersebut yang bertambah pasien positifnya.
"Untuk itu, kami imbau masyarakat jika ada anggota keluarga yang baru pulang dari Jawa Timur, hendaknya bisa memeriksakan diri ke sarana kesehatan terdekat," imbaunya.
Puskesmas Lubuk Muda Kembali Layani Pasien
UPT Puskesmas Lubuk Muda yang sempat tutup sejak Rabu-Kamis (13,14/5), karena 34 pegawai yang dilakukan rapid test dengan hasil reaktif dan harus dikarantina. Namun, Jumat (15/5) sudah bisa memberikan pelayanan kembali.
"Sudah mulai operasional kembali hari ini. Layanannya poli umum, IGD/Poned, KB dan Lab sudah mulai dilaksanakan. Kami menempatkan sementara dr Enricos dari UPT Puskesmas Sadar Jaya dan dibantu dokter Dokkes Polda dr Afandi dan bidan," jelas Kadis Kesehatan Bengkalis Ersan Saputra TH.
Seperti diinformasikan sebelumnya, akibat 34 orang dari 58 tenaga medis di sana reaktif ketika dilakukan rapid test, Ersan melaporkan kepada Bupati Bengkalis bahwa dilakukan penutupan sementara pelayanan kesehatan UPT Lubuk Muda. Kemudian, kepada ke-34 pegawai tersebut juga akan segera dilakukan pengambilan swab untuk penentuan diagnostik.
"Sehubungan dengan terbatasnya tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan, maka untuk sementara pelayanan kesehatan di UPT Puskesmas Lubuk Muda dihentikan sampai keluarnya hasil swab untuk ke-34 pegawai dimaksud," tulis Ersan dalam surat tersebut.
PDP Bertambah Dua
Pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 di Kabupaten Bengkalis, kembali bertambah 2 orang. Dengan begitu menjadi 66 orang. Kedua PDP baru yang merupakan ke-65 dan ke-66 itu, yaitu HD (39) dari Kecamatan Pinggir, dan EA (49) perempuan dari Kecamatan Mandau.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bengkalis Johansyah Syafri menjelaskan, EA saat ini dirawat di RSUD Mandau sejak Kamis (14/5).
"EA memiliki riwayat perjalanan pulang dari Jakarta, tapi sudah cukup lama. Bulan Januari lalu. Hari ini (kemarin, red) swab EA sudah diambil, tapi hasilnya belum diketahui," imbuh Johan.
Sementara HD, merupakan PDP baru tapi sudah sembuh. HD merupakan PDP yang dirawat di RS Aulia Pekanbaru. Namanya baru tercatat kemarin.
"Dia dirawat sejak 9 Mei 2020. Statusnya sudah sehat. Sudah sembuh pemeriksaan swab pertama HD sudah diketahui negatif," terang Johan, mengutip data dari Dinas Kesehatan.
Dirinci Johan, dari 66 kumulatif PDP tercatat tersebut, 47 orang sembuh, 11 orang masih dirawat, dan 8 orang tutup usia.
"11 PDP yang dirawat tersebut, 10 di rawat di RSUD Bengkalis, dan 1 orang lagi di RSUD Mandau," ujarnya.
ODP Bertambah 25
Secara kumulatif orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19 di Kabupaten Bengkalis bertambah 25 orang dibanding kemarin sebanyak 6.320 orang menjadi 6.345 orang. Namun, khusus untuk ODP dalam proses pemantauan (menjalani karantina mandiri) berkurang 31 orang menjadi 648 orang.
Johan menjelaskan, penurunan ODP itu terjadi karena pada saat yang bersamaan terdapat 56 orang ODP yang tuntas menjalani karantina mandiri selama 14 hari.
"Dibanding kemarin, ODP yang tuntas menjalani karantina mandiri dari 5.641 orang menjadi 5.697 orang," terang Johan, Jumat (15 /5).
Ditambahkannya, dari 25 penambahan ODP baru tersebut, terbanyak di Kecamatan Bantan, yakni 7 orang. Lalu Bengkalis 6 orang, Bathin Solapan 6 orang, Mandau 3 orang, Bukit Batu 2 orang, dan Pinggir 1 orang.
"Sedangkan di Kecamatan Bandar Laksamana, Siak Kecil, Talang Muandau, Rupat dan Rupat Utara, tidak terjadi penambahan ODP baru. Secara kumulatif, jumlah ODP di 3 kecamatan itu sama dengan kemarin," jelasnya.(sol/esi/ted)