PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Sejak Januari hingga pertengahan Agustus ini, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Pekanbaru sudah menyentuh angka 445 kasus. Dari jumlah ini, tinggal dua pasien saja kini yang masih dalam perawatan.
Dijelaskan Plh Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maisel Fidayesi, Jumat (14/8), 445 kasus DBD ini tersebar di 12 kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru.
"Tercatat 445 kasus hingga saat ini, tersebar dari 12 Kecamatan," ujarnya.
Data DBD yang masuk ke Diskes Pekanbaru dihimpun dari 21 Puskesmas di Kota Pekanbaru. Jumlah kasus tertinggi berada di wilayah pinggiran Kota Pekanbaru. Seperti Kecamatan Tenayan Raya dengan 81 kasus DBD tercatat.
Dirincikan, jumlah sebaran kasus di Pekanbaru, pada Kecamatan Sukajadi 16 kasus, Kecamatan Senapelan 17 kasus, Kecamatan Pekanbaru Kota 7 kasus, Kecamatan Rumbai Pesisir 22 kasus, Kecamatan Rumbai 28 kasus, Kecamatan Limapuluh 33 kasus, Kecamatan Sail 5 kasus, Kecamatan Bukitraya 51 kasus, Kecamatan Marpoyan Damai 62 kasus, Kecamatan Tenayan Raya 81 kasus, Kecamatan Tampan 73 kasus, dan Kecamatan Payung Sekaki 50 kasus.
"Saat ini masih ada dua pasien yang masih menjalani perawatan. Selebihnya sudah dinyatakan sembuh," ungkapnya.
Dia menilai, faktor lingkungan penyebab utama penyebaran nyamuk Aedes Aegypti sebagai pembawa demam berdarah. "Kami mengimbau agar masyarakat melakukan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat," imbuhnya.
Pihaknya saat ini juga melakukan edukasi melalui Puskesmas terkait pola hidup bersih dan sehat. Menggalakkan gerakan 3M, menguras bak mandi, menutup bak penampungan, dan mengubur barang-barang bekas.
"Kami juga melakukan penyemprotan fogging di lokasi warga yang terjangkit DBD. Tapi fogging bukan solusi, kebersihan lingkungan menjadi solusi utama untuk melawan DBD," singkatnya.(ali)