Ajarkan Bahasa Isyarat di CFD

Pekanbaru | Senin, 15 April 2019 - 11:07 WIB

Ajarkan Bahasa Isyarat di CFD
AJARKAN ABJAD: Anggota Komunitas Tuli Lancang Kuning mengajarkan huruf-huruf abjad dalam bahasa isyarat kepada pengunjung CFD di Jalan Sudirman, Ahad (14/4/2019).

KOTA (RIUAPOS.CO) -- Beberapa orang terlihat membagi-bagikan kertas kepada pengunjung car free day (CFD), tak jauh dari flyover Jalan Sudirman, Ahad (14/4). Mereka membagikan selebaran bertuliskan alfabet dengan abjad bahasa isyarat Indonesia.

Orang-orang yang tertarik untuk berhenti akan diberikan penjelasan terkait abjad dalam bahasa isyarat, dari huruf A hingga Z. Mereka ini tergabung dalam Komunitas Tuli Lancang Kuning Riau (Kutilang Riau).

Menurut salah seorang anggota komunitas Sherfan, tujuan dari kegiatan ini adalah menyosialisasikan kepada masyarakat untuk memahami cara berkomunikasi dengan tuna rungu, agar mereka bisa mendapatkan akses berkomunikasi dengan orang lain. 
Baca Juga :Drainase Pasar Induk Harus Segera Dibangun

‘’Kegiatan sosial ini, ingin membantu para tuna rungu untuk dapat akses dan berkomunikasi dengan masyarakat lainnya,’’ ujarnya.

Untuk membuat pengunjung yang mau belajar bahasa isyarat mengerti tentang bahasa tersebut, Sherfan dan rekan-rekannya mengajarkan secara langsung baik huruf abjad, juga beberapa kata sederhana. Untuk mengucapkan terimakasih misalnya, Sherfan mendekatkan telapak tangan kanannya ke bibir kemudian digerakkan ke arah depan.

Sherfan menuturkan, komunitas yang dibentuk belum lama ini terinspirasi dari kisah-kisah para tuna rungu yang kerap mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan ketika berkomunikasi dengan orang lain. ‘’Ini berangkat dari kisah-kisah pahit para tunarungu,’’ katanya.

Sherfan juga mengungkapkan, akan dibuka kelas untuk belajar bahasa isyarat secara gratis. Dari kelas dasar level satu hingga sepuluh. ‘’Nanti habis Idul Fitri akan dibuka kelas dasar level 1 sampai 10,’’ ujarnya.

Ia berharap dengan kegiatan seperti ini, masyarakat bisa berkomunikasi dengan penyandang tunarungu dan dapat lebih menghargai mereka. ‘’Kita itu sama dan tidak ada perbedaan. Semoga masyarakat lebih paham (bahasa isyarat, red) dan menghargai mereka, bisa berkomunikasi, bukannya menghindar. Biasanya orang-orang yang tidak paham bahasa isyarat lebih memilih menghindar,’’ paparnya.(*2/rnl)

(Laporan Marrio Kisaz, Kota)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook