Lagi, Gajah Mati Akibat Gangguan Pencernaan

Pekanbaru | Sabtu, 15 Februari 2020 - 08:23 WIB

Lagi, Gajah Mati Akibat Gangguan Pencernaan
Gajah berusia kurang lebih 3 bulan yang diberi nama Puan Pandan Wangi akhirnya mati, Jumat (14/2/2020), setelah dirawat intensif. Gajah tersebut ditinggalkan kelompoknya dan terluka cukup parah di bagian kaki. (BBKSDA for Riau Pos)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Terkait kasus kematian satwa gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis) di Pusat Latihan Gajah Riau di Minas, Jumat (14/2), Kepala Bidang KSDA Wilayah II, Heru Sutmantoro menjelaskan, awalnya pada tanggal 16 Desember 2019, Tim Resque Balai Besar KSDA Riau bersama Yayasan TNTN dan PT RPI berhasil mengevakuasi seekor gajah sumatera betina yang terjerat di lokasi HTI PT Rimba Peranap Indah (RPI) di Desa Pandan Wangi, Kecamatan Peranap, Kabupaten Inhu.

Ia menuturkan, gajah berusia kurang lebih 3 bulan yang di beri nama Puan Pandan Wangi. Anak gajah tersebut ditinggalkan kelompoknya dan terluka cukup parah dan dalam dibagian kaki sehingga membutuhkan perawatan medis intensif di Pusat Latihan Gajah Riau di Minas. Memasuki pertengahan bulan Februari 2020 kondisi Puan mengalami penurunan kesehatan.


"Akhirnya pada tanggal 13 Februari 2020. Lalu, tim medis Balai Besar KSDA Riau kembali melakukan pengobatan untuk  mengembalikan kondisi Gajah Puan, dengan pemberian cairan infus serta Vitamin untuk suporting kondisi tubuhnya. Namun pada, Jumat (14/2) dini hari kondisi Gajah Puan mengalami penurunan kesehatan dan menjadi lemah, tidak mau minum susu. Hingga pukul 06.00 gajah Puan telah mati," ujarnya, Jumat (14/2).

Menindak lanjuti hal tersebut, dan untuk mengetahui penyebab kematian gajah, akhirnya dilakukan bedah bangkai (nekropsi) pukul 11.30 Wib sampai dengan 13.30 Wib oleh Drh. Dhanang dengan paramedis Aswar Hadhibina dan Fitrayati.

"Hasil Nekropsi berat badan Gajah Puan kurang lebih 101 kilogram. Melihat perubahan pada organ (patologi anatomi) penyebab kematian diduga karena gangguan pencernaan sehingga penyerapan nutrisi terganggu. Makanan yang dimakan oleh puan tidak bisa terserap dan tercerna sehingga drop  dan mati," jelasnya.

"Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh dokter hewan, memang kondisi Gajah Puan pada saat terjerat usia sekitar 4 bulan. Karena kecilnya usia Gajah sehingga butuh proses perawatan insetnsif karena rentannya penyakit dan virus yang masuk kedalam tubuhnya. Kita sudah berupaya maksimal, namun memang kondisi Puan Pandan Wangi semakin menurun dan drop dan akhirnya mati. Setelah dilakukan nekropsi, bangkai Gajah dikubur di sekitar lokasi Pusat Latihan Gajah Riau di Minas," terangnya. (dof)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook