PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sekumpulan arsitek dan juga seniman yang tergabung dalam Jadi Ruang menggelar pameran arsitektur mulai Kamis (16/12) di Major House, Jalan Elang, Kecamatan Sukajadi. Untuk pertama kalinya teknologi Augmented Reality digunakan dalam pameran serupa di Kota Pekanbaru. Warga kota akan mendapatkan pengalaman berbeda dengan menghadiri pameran desain bangunan dan ruangan yang dilaksanakan.
Augmented Reality sendiri merupakan teknologi yang menggabungkan benda maya dua ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut secara realitas dalam waktu nyata. Implementasi pada pameran ini, pengunjung bisa melihat wujud bangunan yang dirancang para arsitek, hanya dengan mengarahkan kamera ponsel pada sketsa bangunan.
Selama empat hari atau hingga Ahad (19/12), penggemar arsitektur dan desain bangunan akan dimanjakan dengan pameran berteknologi maju itu. Berbagai rancangan yang memanfaat ruang sempit menjadi sebuah tempat usaha akan dipamerkan selama kegiatan yang disebut "Jadi Pameran" tersebut.
Kurator Pameran bertajuk "Nyempil, Merubah Ruang Terbuang jadi Uang" ini.
Parlindungan Ravelino ST MDs menyebutkan, masing-masing arsitek dan juga seniman merancang bangunan di lahanan sempit yang hanya berukuran 2,4 x 20 meter. Mereka membuat rancangan di ruang yang selama ini tersia-siakan d iantara ruko-ruko di Kota Pekanbaru.
"Ada banyak ruang yang terbuang atau tidak maksimal dimanfaatkan di antara ruko-ruko di Kota Pekanbaru. Kami mengambil contoh kasusnya di ruko-ruko di Jalan Riau. Ada 6 arsitek dan 1 seniman akan memamerkan karya desain mereka pada lahan sempit tersebut," kata Parlindungan.
Tujuan pameran ini menurut Parlindungan sebagai ajang latihan merancang, soft-selling dan juga menambah jaringan bagi para arsitek yang tergabung dalam Jadi Ruang. Jadi Ruang ini sendiri merupakan perkumpulan semacam komunitas yang juga sekaligus manajemen arsitek, berbasis di Kota Pekanbaru.
Adapun para arsitek dan seniman yang karyanya akan ditampilkan pada pemaran ini termasuk Rizky Arnando, Cak Winda, Novi Seprima, Muzni Sahanan, Masda Ulfa Arianto, Jeki Alam dan Arin Fitra. Karya mereka yang akan ditampilkan beruapa rancangan klinik, hotel, bengkel sepeda, coffee shop, toko hingga studio designer.
Salah seorang arsitek yang ambil bagian dalam pameran, Rizky Arnando menyebutkan,
kelompok mereka sudah beberapa kali menggelar pameran dengan nama berbeda. Namun kali ini pamerannya lebih berkarakter.
"Pada pameran ini tak hanya membuat iven, tapi juga menciptakan momen atau waktu yang bisa dimanfaatkan artis atau desainer untuk memamerkan karya.Ini juga yang pertama bagi kami," ujarnya.(end)