PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Ratusan massa yang tergabung dari berbagai organisasi menggelar aksi unjuk rasa solidaritas bela Palestina di depan Tugu Perjuangan Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Jumat (13/10). Aksi ini dimulai usai Salat Jumat di Masjid Al Falah Jalan Sumatera.
Dalam aksi yang berlangsung secara damai ini, pengunjuk rasa membentangkan bendera Palestina dan spanduk dukungan terhadap Palestina. Selain itu massa juga menyanyikan lagu semangat untuk rakyat Palestina dan menggelar orasi. Salah seorang orator, Mulya Siregar mengatakan, aksi ini sebagai bentuk dukungan dan kecintaan terhadap rakyat Palestina. Dirinya juga mengutuk serangan Israel terhadap warga Palestina.
“Palestina merupakan salah satu negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Maka sebagai bangsa yang berterima kasih, kita harus membela Palestina. Apalagi kita mayoritas beragama Islam. Kita harus berkorban untuk kemerdekaan Palestina,” kata Mulya Siregar.
“Kita sebagai bangsa Indonesia tidak hanya memberikan dukungan moril atau materil saja, kita mendukung sepenuhnya bagaimana Amerika membela Zionis Israel, begitu pula kita membela Palestina sebagaimana mereka mendukung kemerdekaan kita,” tambahnya.
Donasi lewat Lembaga Resmi
Perang antara Palestina dan Israel belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Sejumlah lembaga di tanah air mulai menggalang dana untuk kemanusiaan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan agar penggalangan dana dilakukan lewat lembaga resmi supaya bantuan tepat sasaran.
Pesan itu disampaikan Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim. Seruan tersebut adalah bagian dari tausiah MUI yang dibacakan di kantor MUI Pusat di Jakarta, Jumat (13/10) sore. ”Bantuan harus tepat sasaran,” katanya.
Sudarnoto menyatakan, MUI belum menggalang dana untuk membantu warga Gaza. Sebab, MUI tengah berfokus membangun rumah sakit (RS) di Hebron, Tepi Barat. Namun, dia tidak menutup kemungkinan umat beragama di Indonesia sudah berinisiatif menggalang dana.
Sudarnoto menyarankan agar lembaga yang menerima atau menggalang dana berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI dan perwakilan Indonesia di sekitar atau di perbatasan Palestina. Dengan begitu, penyalurannya bisa tepat sasaran. Dia mencontohkan, saat ini ormas yang mulai bergerak adalah Muhammadiyah.
Pada kesempatan itu, Sudarnoto berharap Israel membuka blokade bantuan untuk masyarakat Palestina di Gaza. Jika blokade itu tidak dibuka, yang terjadi di sana adalah upaya pembantaian.
Di bagian lain, Kemenlu RI menjelaskan perkembangan evakuasi WNI. Evakuasi ini tidak hanya dilakukan di wilayah Palestina, tetapi juga di wilayah Israel. Sejumlah WNI yang melakukan wisata religi dikeluarkan bertahap lewat Jordania untuk kemudian kembali ke tanah air. Pada 9 Oktober, 231 WNI sudah keluar dari Yordania. Kemudian, pada 11 Oktober giliran 38 WNI. Lalu, pada 12 Oktober sebanyak 44 WNI keluar. Rencananya, Sabtu (14/10) hari ini keluar lagi 35 WNI.
Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha menyatakan, proses evakuasi para wisatawan religi itu dilakukan bersama dengan travel terkait.
Sementara, di wilayah konflik Israel-Palestina, saat ini ada 143 WNI yang tinggal. ”Ada 10 WNI yang tinggal menetap di Gaza, 39 orang menetap di Tepi Barat dan sekitarnya, termasuk di Jerusalem. Kemudian, 94 pelajar di wilayah Sapir. Jadi, total ada 143 WNI kita yang menetap,” paparnya.(wan/c14/bay/jpg)