WABAH CORONA

Tes PCR Bisa Lebih dari 10 Ribu Sampel per Hari

Pekanbaru | Selasa, 14 April 2020 - 11:43 WIB

Tes PCR Bisa Lebih dari 10 Ribu Sampel per Hari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Jangan terkejut bila dalam waktu dekat terjadi lonjakan kasus positif Covid-19. Pemerintah segera mengoperasikan 18 alat uji Polymerase Chain Reaction (PCR) yang baru didatangkan oleh Kementerian BUMN. Alat tersebut diharapkan mampu mendeteksi lebih banyak orang sehingga statusnya lebih cepat diketahui.

Ke-18 alat itu mampu melakukan 500 tes setiap hari. Artinya, ada 9.000 sampel lagi yang bisa diuji setiap hari. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar sebaran tes PCR bisa diperluas ke banyak daerah.


Sehingga bisa mengurangi antrean tes sampel, terutama di kawasan episentrum penularan. Ke-18 alat itu akan dipasang pekan ini. Tes PCR di Indonesia sampai saat ini sudah menjangkau 26.500 sampel.

"Tempat labnya yang dulu hanya 3, sekarang sudah meloncat menjadi 29 tempat dari 78 yang dipersiapkan," urainya saat rapat terbatas penanganan Covid-19 secara virtual di Jakarta, Senin (13/4).

Dengan kapasitas laboratorium tersebut, maka ke depan ada lebih dari 10 ribu sampel yang bisa diuji setiap harinya. Peluang jumlah kasus bertambah banyak menjadi besar bila jumlah yang dites semakin banyak. PCR berbeda dengan rapid test, karena langsung bisa dijadikan acuan seseorang positif Covid-19 atau tidak. Sementara, mereka yang dinyatakan positif oleh rapid test masih harus menjalani PCR untuk memastikan apakah dia benar-benar positif Covid-19 atau tidak. Karena itu, hasil rapid test tidak dimasukkan ke dalam daftar pasien positif.

Selain itu, Presiden juga meminta agar data-data terkait Covid-19 terintegrasi dengan baik ke sistem data Gugus Tugas.

"Sehingga semua informasi baik jumlah PDP, ODP di daerah, jumlah yang meninggal, yang sembuh, semua menjadi jelas dan terdata dengan baik," lanjutnya.

Setiap hari harus ada perkembangan teranyar  sehingga publik bisa mengaksesnya dengan mudah. Kemudian, ketersediaan APD juga disinggung dalam ratas tersebut. Pada intinya, pemerintah tidak membiarkan para tenaga medis yang merawat pasien bekerja dengan risiko tinggi. APD akan terus dipasok ke daerah untuk memenuhi keperluan tenaga medis.(bay/far/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook