Warga Prihatin Gepeng Anak Marak

Pekanbaru | Selasa, 13 November 2018 - 14:30 WIB

Warga Prihatin Gepeng Anak Marak
PENGEMIS ANAK: Seorang anak laki-laki mengamen dan meminta-minta kepada pengendara mobil yang sedang berhenti di simpang Jalan Arifin Achmad-Jalan Soekarno-Hatta, Senin (12/11/2018).*/mirshal/riau pos

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -Cuaca tidak panas, dan sangat mendukung untuk beraktivitas di luar ruangan. Karena memang sejak awal November, Kota Pekanbaru mulai sering diguyur hujan, dingin dan teduh.

Sebut saja inisial namanya R, kisaran umurnya baru 7 tahun. Tapi dia sudah harus bekerja keras mencari rezki untuk bisa tetap hidup seperti anak-anak sebayanya yang strata hidupnya lebih baik dari Randi.

Baca Juga :Drainase Pasar Induk Harus Segera Dibangun

“Kak,... minta kak,...” sambil memetik gitar ukuran kecil dalam alunan lagu yang biasa dinyanyikannya, tepat di samping pintu mobil yang berhadapan langsung dengan pengemudi, Senin (12/11).

Mengenakan baju kemeja garis-garis putih yang terkesan sudah lusuh dan tidak bersih, bercelana pendek dan sendal jepit yang dipakai pun lebih besar dari kakinya. Jika tak ada orang yang kasihan dia pun berpindah ke  kendaraan berikutnya selagi lampu pengatur lalu lintas masih berwarna merah menyala.

Ya, R masuk ke dalam pengemis anak-anak masih terlihat di beberapa titik persimpangan di Kota Pekanbaru ini. Di traffic light Simpang Jalan Arifin Achmad-Soekarno Hatta, beberapa anak kecil lain pun melakukan hal yang  sama dengannya, meminta-minta kepada kendaraan yang sedang berhenti.

Tidak ada rasa takut, dan malu di raut muka anak-anak pengemis, atau para gelandangan dan pengemis (gepeng), dan ini hampir setiap hari mereka lakukan.

Dari pengemis ini berujar, sejak pembangunan flyover di Simpang Pasar Pagi Arengka, pengemis anak-anak tampak sudah berkurang. Hanya beberapa anak saja yang terlihat. Mereka menyebar ke simpnag-simpang lainnya.

Kegiatan mereka ini memang banyak dikeluhkan dan memprihatinkan. Sebab, anak-anak yang menjadi pengemis tersebut, masih tergolong di bawah umur. “Mintanya lama, kalau nggak dikasih juga lama nggak pergi-pergi. Kami takutnya juga tertabrak, kan kasihan,” ujar Astari warga sekitar yang melintas.

Menurutnya, saat ini aktivitasnya mulai berkurang. Hanya di jam-jam tertentu saja. “Mungkin sudah banyak yang pindah, dulu banyaknya di Simpang PAsar Pagi Arengka,” ungkapnya.

Beberapa warga lain yang sering melintasi Simpang Pasar Pagi Arengka, juga mengatakan hal yang sama. “Risih juga jadinya, kalau dikasih mereka bakalan terus-terusan di situ,” kata Bambang warga Marpoyan Damai.

Melihat kondisi ini, mereka berharap agar pemerintah terkait bisa menindak lanjuti hal ini tersebut. Sebab, jika dibiarkan akan lebih berbahaya. Apalagi saat jam-jam sibuk di jalur tersebut, ditambah lagi kendaraan yang melintas terkadang tidak memperhatikan rambu-rambu. “Kalau bisa ya, ditertibkan anak-anak seperti itu dan diberi pembinaan. Kasihan dibiarkan di jalanan terus.” harap Bambang.

Terhadap kebiasaan yang sampai saat ini belum dapat ditangani dengan baik oleh Pemko Pekanbaru, anggota DPRD Pekanbaru Aidil Amri menyarankan supaya baik Satpol PP maupun Dinas Sosial agar kembali ke jalan.

Maksudnya, kembali lakukan penertiban dan pembinaan terhadap gepeng golongan anak-anak ini, dan juga gepeng dewasa, termasuk juga anak punk. “Ini harus ditertibkan segera, dan tidak bisa dibiarkan,” kata Aidil.

Makanya, dalam melakukan penertiban harus disertai pembinaan. “Jangan separuh-separuh hati, harus serius dan harus jelas endingnya,” tutupnya.(*/ade)

(Laporan AGUSTIAR, Pekanbaru )









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook