(RIAUPOS.CO) - KETUA MKKS SMP Swasta Kota Pekanbaru Firnando SPd mengaku telah mendapatkan laporan dengan benar bahwa ada dua SMP swasta di Kota Pekanbaru zonk alias nol atau tidak menerima satupun peserta didik baru pada tahun ajaran 2018/2019. Dua sekolah swasta itu adalah SMP Al Fikri dan SMP Insan Terpuji.
Salah satu sekolah tersebut, dikatakan Firnando belum lama difungsikan atau merupakan sekolah baru. “Yang ada laporan ke saya ada dua. SMP Al Fikri dan SMP Insan Terpuji,” ujar
Firnando kepada Riau Pos, Ahad (12/8). Namun ia tidak bisa menjelaskan lokasi kedua sekolah tersebut di Kota Pekanbaru.
Persoalan menurunnya jumlah penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMP swasta di Kota Pekanbaru ini sudah disampaikan MKKS SMP Swasta Pekanbaru ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
Di mana, MKKS SMP Swasta Pekanbaru menilai, penurunan jumlah peserta didik baru di SMP swasta terdampak kebijakan Disdik Pekanbaru yang melakukan penambahan kuota di SMP negeri melebih ketentuan peraturan menteri.
Sayangnya, pihak Disdik Kota Pekanbaru justru menilai bahwa sekolah swasta yang tidak menerima satu pun pelajar baru disebabkan tidak bisa berkompetisi dan minim fasilitas. Namun berdasarkan data yang dimiliki Firnando, sekolah swasta yang sangat berprestasi pun juga terdampak berkurang pelajar barunya.
"Malahan sekolah yang berpretasi pemenang olimpiade juga berkurang pelajar barunya. Jadi kurang sarana apa lagi? Artinya memang hampir semua sekolah (terjadi pengurangan peserta didik baru, red). Okelah kami bisa instropeksi sekarang ini. Kepada kawan-kawan sekolah lain juga saya sampaikan, mari kita benahi sekolah kita,” katanya.
Ia mengaku merasa sangat khawatir dengan kondisi seperti itu. Jika sekolah negeri tidak mengindahkan sistem PPDB dengan mematuhi aturan pemerintah terkait kuota peneriman, ia memprediksi sekolah sekolah SMP swasta di Pekanbaru bisa tidak laku.
“Kalau sekolah negeri seperti ini, ya lama-lama bisa gulung tikar (sekolah swasta, red) kan? Okelah jika SMP Insan Terpuji di pengelolaannya, tetapi yang lain (SMP swasta, red) banyak kan? Saya sebenarnya tidak mau debat masalah itu. Tetapi harusnya dinas juga paham. Akui kesalahannya. Sudah. Namanya kesalahan, tahun depan kita perbaiki lagi. Jangan sekolah swasta yang disalahkan," katanya.
Lanjut Firnando, kalau lebihnya ada yang 100 persen dari daya tampung itu seperti apa. Itu yang kita minta konfirmasi benar tidak atau bisa dicek langsung ke sekolahnya. Di SK Perwakonya dia terima cuma enam kelas, kenyataanya ada yang sampai delapan kelas dan sembilan kelas. Sementara surat di layangkan ke Kemendikbud sebagai bentuk protes telah disampai dan ia optimis bahwa pemerintah pusat bakal bertindak tegas.
"Jumat kemarin surat sudah kami sampaikan ke Dirjen Kemendikbud. Bukan hanya kita saja ini, Surabaya juga sudah melaporkan. Kami juga sudah dapat surat yang disampaikan dirjen. Sepertinya, kementerian tidak main-main dan akan bertindak tegas. Itu isi berita yang kami dapat dari Kemendikbud," katanya.(yls)