PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pasar Induk Kota Pekanbaru di Jalan Soekarno Hatta akan difungsikan pekan depan meski belum selesai dibangun dan mangkrak bertahun-tahun. Pembangunan baru menyentuh 57 persen. Sehingga, untuk sementara pedagang akan berjualan di halaman pasar.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut, Kamis (12/5). "Kita pindahkan pada halaman Pasar Induk untuk tempat berjualan sementara. Saya sudah kumpulkan perwakilan pedagang dan sampaikan rencana pemindahan ini," kata dia.
DPP juga melakukan pendataan pedagang yang bakal dipindahkan ke Pasar Induk. Jumlahnya mencapai 200 pedagang. "Pekan depan sudah mulai kita lakukan pemindahan. Di pasar itukan ada halaman pasarnya, mereka akan kita letakkan di sana," imbuhnya.
Dia beralasan, lokasi yang ditempati pedagang saat ini, di belakang terminal BRPS, berpotensi mengganggu kelancaran akses mobil pemadam kebakaran dan Dishub Pekanbaru. "Mau tidak mau, pedagang harus pindah. Karena kita juga menerima keberatan dari Damkar dan Dishub. Mereka minta agar lokasi itu dikembalikan fungsinya," jelasnya.
Ingot mengklaim, pembangunan Pasar Induk masih tetap berproses. Pemko Pekanbaru juga sedang menyusun adendum kembali agar pengerjaan pasar dapat dilanjutkan. "Karena pihak ketiga PT Agung Rafa Bonai beritikad baik melanjutkan pembangunan, maka kita akan berikan kesempatan lagi. Namun dengan beberapa catatan," jelasnya.
Digadang-gadang akan menguntungkan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru karena pembangunan menggunakan dana pihak ketiga, nasib Pasar Induk Pekanbaru kini mengenaskan. Pembangunan mangkrak tahunan dan kini terbengkalai.
Proyek Pasar Induk Pekanbaru dikerjakan oleh PT Agung Rafa Bonai yang memenangi lelang investasi pada tahun 2016 lalu dengan kontrak Bangun Guna Serah (BGS) bangunan selama 30 tahun. Pasar induk dibangun di atas lahan seluas 3,2 hektare dengan nilai pembangunan diperkirakan menelan biaya Rp94 miliar.
Di akhir masa kepemimpinan Wali Kota (Wako) Pekanbaru Firdaus, meski pembangunan belum selesai, Pasar Induk akan difungsikan. Pekan depan pedagang di belakang terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS) harus pindah ke sana. Sementara pembangunan baru 57 persen.
Dari data yang dirangkum Riau Pos, terhentinya pembangunan proyek yang terus mendapatkan pemakluman oleh Pemko Pekanbaru meski tak jelas kapan selesainya ini bukan pertama kali. Proyek sudah mendapatkan perpanjangan waktu kerja lebih dari dua kali.Proyek ini juga sempat mangkrak sejak November 2018 hingga April 2019.
Sejak awal sorotan kerap kali hingga dalam pengerjaannya. Diketahui, pengembang gagal memenuhi waktu penyelesaian pembangunan pada Oktober 2019 lalu. Pemko Pekanbaru sendiri kemudian memberikan perpanjangan waktu.(yls)
Laporan M ALI NURMAN, pekanbaru